Advertisement

Kisah Ibu Hamil 6 Bulan Menonton Kirab Dhaup Ageng

Nina Atmasari
Kamis, 24 Oktober 2013 - 12:48 WIB
Nina Atmasari
Kisah Ibu Hamil 6 Bulan Menonton Kirab Dhaup Ageng JIBI/Desi SuryantoGKR Hayu bersama KPH Notonegoro melambaikan tangan kepada ribuan warga masyarakat yang menyaksikan kirab Dhaup Ageng mereka saat melintasi jalan Trikora, A.Yani dan Malioboro hingga Kepatihan, Yogyakarta, Rabu (23/10 - 2013). Ribuan warga masyarakat datang untuk menyaksikan kirab 12 kereta kencana yang membawa rombongan pernikahan putri ke/4 Sri Sultan Hamengku Buwono X tersebut menuju tempat resepsi di Kepatihan.

Advertisement

Ribuan warga tumpah ruah ke Jalan Malioboro dan kompleks Kraton Ngayogyakarta untuk menyaksikan kirab Dhaup Ageng pernikahan GKR Hayu dan KPH Notonegoro.

"Wah, ngantene ayu banget, sing kakung yo bagus banget. Mugo-mugo anakku yen wadon ayune koyo nganten estri, yen lanang baguse koyo nganten kakung [Wah, pengantinnya cantik sekali, mempelai pria juga ganteng. Semoga anak saya kalau perempuan cantiknya seperti pengantin putri, kalau laki-laki ganteng seperti mempelai pria]," ujar Bardilah, 29, sambil mengelus perutnya yang membuncit.

Advertisement

Rabu (23/10/2013) pagi, perempuan yang tengah mengandung enam bulan itu turut dalam hingar bingar warga menyaksikan kirab pengantin putri kraton. Ia sengaja datang jauh-jauh dari Ganjuran, Bambanglipuro, Bantul ke kompleks Kraton Ngayogyakarta agar bisa melihat langsung pengantin naik kereta kuda.

Bardilah tidak datang sendiri. Ia bersama 15 orang tetangganya menyewa mobil bak terbuka untuk angkutan ke kraton. Untuk keperluan transportasi tersebut, setiap orang ditarik biaya Rp10.000. Rombongan tersebut berangkat pukul 06.00 WIB, menempuh jarak sekitar 20 kilometer.

Tidak sia-sia usaha mereka. Sampai di kompleks kraton, sekitar pukul 07.15 WIB, suasana masih sepi. Mereka menuju pintu gerbang depan kraton dan langsung menempatkan diri agar bisa menyaksikan kirab dari barisan depan. Harapan lain, mereka ingin bisa memegang kereta lebih-lebih bisa mengambil bunga pengantin yang dipercaya bisa mendatangkan berkah.

Setelah menunggu dua jam, kirab dimulai. Bardilah beruntung, ia dan rombongannya membawa bekal makanan dan minuman sehingga tidak letih selama menunggu. Apalagi, ada sejumlah anak yang ikut rombongan itu. Saat kereta kirab keluar kraton, mereka bisa mengamati dengan saksama dari jarak dekat.

Kereta pengantin keluar dari pintu gerbang Keben, Kraton, tepat pukul 09.00 WIB. Kereta Kanjeng Kiai Jongwiyat ini dikawal prajurit. Di Alun-alun Utara depan kraton, kereta bertemu dengan kereta yang membawa Sri Sultan Hamengku Buwono X dan GKR Hemas serta putri raja yang lain. Kereta selain mempelai ini keluar kraton dari pintu gerbang depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng

News
| Kamis, 25 April 2024, 17:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement