Advertisement
Tanpa Kembang Api, Hotel DIY Pilih Doa dan Donasi
Deddy Pranowo. - Istimewa
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Hotel dan restoran anggota PHRI DIY sepakat meniadakan pesta kembang api saat malam Tahun Baru 2026. Perayaan dialihkan ke doa bersama dan aksi donasi bagi korban bencana.
Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo, menjelaskan bahwa seluruh anggota PHRI DIY berkomitmen mengikuti aturan dari Polda DIY. Selain itu, langkah ini merupakan bentuk empati terhadap musibah yang menimpa warga di Sumatra dan Aceh.
Advertisement
“Kami taat dengan aturan yang ada. Hotel dan restoran anggota kami tetap mengadakan acara malam tahun baru, namun tanpa menyalakan kembang api,” ujar Deddy, Senin (29/12/2025).
Hiburan Dialihkan ke Aksi Sosial
BACA JUGA
Meski tanpa percikan kembang api, hotel-hotel di Jogja tetap diperbolehkan menggelar acara hiburan untuk menjamu wisatawan. PHRI mendorong agar kemeriahan acara tersebut dibarengi dengan penggalangan dana.
“Kami tetap membuat suasana meriah, namun sekalian membuka donasi untuk saudara-saudara kita di Sumatra dan Aceh yang sedang tertimpa bencana,” ungkapnya.
Terkait tingkat hunian, Deddy menyebut okupansi hotel pada libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) kali ini belum merata. Pada periode 25-29 Desember 2025, rata-rata okupansi berada di angka 70% hingga 80%.
“Kecuali di kawasan Malioboro dan sekitarnya, okupansi bisa mencapai 90%. Namun, untuk periode 30-31 Desember, reservasi saat ini masih tercatat rendah di kisaran 20% hingga 45%,” jelas Deddy.
Ia menambahkan bahwa tren wisatawan saat ini cenderung memilih untuk datang langsung (go-show) tanpa melakukan reservasi terlebih dahulu. Hal inilah yang menyebabkan angka pemesanan di atas kertas terlihat masih rendah.
Sekda DIY, Ni Made Dwipanti Indrayanti, menuturkan bahwa Pemerintah Daerah (Pemda) DIY tidak mengeluarkan Surat Edaran (SE) pelarangan khusus, melainkan memberikan imbauan moral.
"Kami mengimbau agar perayaan malam tahun baru dilakukan dengan doa bersama dan menghindari pesta yang berlebihan sebagai bentuk empati terhadap bencana di Indonesia," tuturnya.
Ni Made menambahkan, perayaan tahun ini sengaja tidak digelar secara terpusat untuk menghindari penumpukan massa. Fokus perayaan diarahkan pada refleksi diri dan harapan untuk tahun depan yang lebih baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Inggris Terbitkan Travel Warning Terbaru, Indonesia Masuk Daftar
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement




