Advertisement
UAN 2014 : 36 Siswa di Gunungkidul Dikarantina
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Sebanyak 36 siswa peserta Ujian Akhir Nasional (UAN) di Gunungkidul dikarantina selama proses ujian tersebut. Upaya karantina tersebut agar siwa tidak terlambat datang ke sekolah.
Sekolah yang menerapkan sitem karantina adalah SMA Pembangunan 4 Playen sebanyak 20 siswa dan SMK Ma’arif Playen sebanyak 16 siswa.
Advertisement
Kepala Sekolah SMA Pembangunan 4 Sarono mengatakan, sistem karantina untuk siswanya selama empat hari tiga malam diakuinya untuk memperlancar proses UN. Sebagian besar siswa SMA 4 Pembangunan rumahnya berjauhan dengan sekolah. “Supaya UN lancar tidak ada yang terlambat,” kata Sarono, Senin (14/4/2014).
Selama proses karantina, peserta UN juga dapat pelajaran tambahan berkaitan dengan UN dari guru-guru yang dipersiapkan pihak sekolah. Tidak hanya mendapatkan pelajaran tambahan, namun peserta UN itu juga dilatih mental dan spiritual layaknya pendidikan pondok pesantren.
“Ya tidak jauh berbeda dengan sistem pondok pesantren,” ucap Sarono.
Sarono berharap dengan sistem karantina, hasil UN juga meningkat. Diakui Sarono, karantina peserta UN sudah diberlakukan di sekolahnya dan semua siswa bisa lulus UN 100 persen pada tahun lalu.
Kepala Bidang Pendidikan Menengah, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bahron Rosyid mengatakan, tidak ada kebijakan selama proses UN untuk mengkarantina siswa di sekolah. “Tapi kita tidak ada larangan juga,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

TNI Sterilkan Lokasi Ledakan Amunisi di Garut dari Masyarakat Sipil
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Ratusan Remaja Diusulkan Dinsos Bantul untuk Masuk Sekolah Rakyat Setingkat SMA
- Long Weekend Waisak, Jumlah Wisatawan di Bantul Meningkat Hampir Dua Kali Lipat
- Tim Saber Pungli Gunungkidul Bakal Pelototi Layanan TPR Wisata Pantai Cegah Kebocoran
- Libur Waisak, Dispar Bantul Tambah Petugas Pemungutan Retribusi di TPR Parangtritis
- Cerita Guru Honorer di Sleman Korban Mafia Tanah, 12 Tahun Perjuangkan Sertifikat Tak Kunjung Dapat
Advertisement