Advertisement

Antisipasi Kekeringan, Dinas Pertanian DIY Imbau Petani Tanam Palawija

Redaksi Solopos
Kamis, 12 Juni 2014 - 05:40 WIB
Nina Atmasari
Antisipasi Kekeringan, Dinas Pertanian DIY Imbau Petani Tanam Palawija PANEN JAGUNGPetani Jagung, Hadi Sulomo, 63 memetik jagung saat masa panen di Wirogunan, Kartasura, Sukoharjo, Senin (2 - 9). Menurut petani panen jagung berlangsung setelah masa tanam minimal 100 hari.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA- Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta mengimbau petani menanam palawija atau tanaman lain yang tidak banyak membutuhkan air, guna mengantisipasi kemungkinan munculnya El-Nino yang berdampak kekeringan.

"Meskipun hujan, terkadang masih terkecoh, sehingga menanami seluruh lahan dengan padi," kata Kepala Dinas Pertanian (Distan) Daerah Istimewa Yogayakarta (DIY) Sasongko, Selasa (10/6/2014).

Advertisement

Menurut dia, musim kemarau tahun ini diperkirakan akan lebih panjang dari tahun sebelumnya, sehingga memungkinkan terjadi kekurangan air.

Ia mengatakan daerah yang memiliki ketersediaan air paling sedikit ketika musim kemarau di DIY biasanya Kabupaten Gunung Kidul, kemudian disusul kabupaten lainnya.

"Gunung Kidul harus memiliki kewaspadaan lebih guna menghadapi kemungkinan terjadi kekeringan," katanya.

Ia mengatakan tanaman yang tidak banyak membutuhkan air atau jenis palawija yang disarankan ditanam oleh petani antara lain jagung, kedelai, dan kacang panjang.

"Kami akan mengawal ketahanan pangan selama musim kemarau ini dengan pengamatan yang lebih intensif. Pestisida juga sudah kami siapkan untuk menanggulangi serangan hama," katanya.

Sementara itu, bagi petani yang telah melakukan penanaman palawija agar melengkapinya dengan pembuatan parit di sekitar lahan. Parit berfungsi mengalihkan air agar tidak merendam tanaman palawija yang tidak tahan terhadap genangan air.

"Parit juga berfungsi menyimpan air ketika hujan benar-benar sudah tidak turun. Parit bisa dibuat dengan membujur atau melintang," katanya.

Sementara itu, Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIY Tony Agus Wijaya mengatakan mulai awal Mei 2014 daerah ini telah memasuki musim kemarau.

Pada kemarau tahun ini juga diperkirakan terkena dampak fenomena El-Nino yang mengakibatkan kekeringan panjang.

"Meskipun kadang-kadang masih sesekali turun hujan, namun pada kenyataanya sudah masuk musim kemarau," kata Tony.

Meski demikian, fenomena El-Nino ke depan akan memiliki pengaruh besar terhadap menurunnya curah hujan dari biasanya.

"Petani memang kami beri masukan untuk menanam tanaman yang tidak terlalu bergantung pada air," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

1 Polisi Korban Letusan Gunung Marapi Masih Belum Ditemukan

News
| Selasa, 05 Desember 2023, 21:57 WIB

Advertisement

alt

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya

Wisata
| Jum'at, 01 Desember 2023, 19:12 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement