Advertisement

62 SD Negeri di Sleman Dapat Siswa Kurang Dari Sepuluh Orang, Wacana Regrouping Mencuat

Andreas Yuda Pramono
Sabtu, 12 Juli 2025 - 09:17 WIB
Jumali
62 SD Negeri di Sleman Dapat Siswa Kurang Dari Sepuluh Orang, Wacana Regrouping Mencuat Foto ilustrasi Siswa Sekolah Dasar / Foto dibuat dengan Artificial Intelligence ChatGPT

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sleman menyampaikan seleksi online dan offline Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) jenjang sekolah dasar (SD) di Bumi Sembada menyisakan 62 sekolah yang kekurangan siswa. Seluruh sekolah itu hanya mendapat masing-masing kurang dari sepuluh siswa.

Sekretaris Disdik Sleman, Sri Adi Marsanto, mengatakan ada 374 SD Negeri di Kabupaten Sleman. Sebanyak 62 sekolah di antaranya benar-benar kekurangan siswa. Hasil seleksi akhir SPMB menyatakan kurang dari sepuluh siswa diterima di masing-masing sekolah tersebut.

Advertisement

BACA JUGA: Tak Ada Regrouping di Sleman 

“62 siswa yang lolos, bukan pendaftar. Hasil akhirnya. Tren orang tua menyekolahkan anak ke sekolah swasta memang lebih tinggi dari tahun ke tahun. Itu sebab utama kekurangan siswa di SD Negeri,” kata Adi dihubungi, Jumat (11/7/2025).

Sekolah swasta, kata Adi memiliki kelebihan yang orang tua pertimbangkan. Basis agama di sekolah swasta yang lebih kuat sering menjadi pertimbangan utama. Selain alasan ini, batas usia juga menjadi sebabnya. Mungkin anak usia sekolah yang berada di sekitar sekolah jumlahnya sedikit.

Bisa juga orang tua memilih SD Negeri yang jauh dari rumah dengan pertimbangan kualitas yang lebih baik. Meski ada 62 SD Negeri yang mendapat siswa kurang dari sepuluh orang, kegiatan belajar mengajar tetap harus berlangsung.

Meski begitu, Adi mengaku kurangnya murid di SD Negeri tahun ke tahun menjadikan kegiatan belajar mengajar kurang efektif dan efisien. Sebab itu, ada wacana untuk regrouping antar-SD. Kajian teknis regrouping pun sudah ada. Hanya, implementasi kajian itu belum dapat dilaksanakan dan perlu didiskusikan lagi. Terlebih, kebijakan regrouping bukan menjadi kewenangan Disdik, namun kepala daerah.

Sebab belum ada kepastian regrouping, Disdik telah dan terus melakukan peningkatan kualitas SD Negeri baik kompetensi tenaga pendidik maupun kualitas sarana-prasarana atau infrastruktur. Ada workshop hingga forum group disscussion (FGD). Hal ini semata-mata agar masyarakat memiliki alternatif sekolah yang beragam dengan kualitas baik.

Ihwal SPMB SMP Negeri, terang Adi ada 32 siswa-siswi tidak daftar ulang yang tersebar di sejumlah SMPN. Ada juga siswa-siswi yang mengundurkan diri meski jumlahnya sedikit. Adapun dua SMPN yang kekurangan siswa-siswi ada di SMPN 3 Prambanan dan SMPN 4 Prambanan, masing-masing kekurangan lima orang.

“Ada yang memilih ke arah Klaten, dua sekolah itu kan di perbatasan. Dua tiga tahun lalu saya sempat ke sana juga. Jadi setelah anak lulus SD diminta orang tua bantu kerja. Nah, ini tugas dunia pendidikan untuk sosialisasi pentingnya pendidikan pada anak,” katanya.

Sementara, Kepala Seksi Kelembagaan SD Dinas Pendidikan (Disdik) Sleman, Sartini, mengatakan ada sebelas SDN yang mendapat siswa kurang dari lima orang. Sebelas SD yang tersebar di tujuh kapanewon itu hanya membuka satu rombongan belajar (rombel) dengan kuota 28 siswa per rombel.

Di Kapanewon Minggir ada SD Negeri (SDN) Balangan 2, Kapanewon Mlati ada SDN Bakalan, Kapanewon Depok ada SDN Caturtunggal, Kapanewon Ngaglik ada SDN Minomartani 2, SDN Rejosari, SDN Taraman, lalu Kapanewon Tempel ada SDN Banyurejo 4, SDN Cungkuk, kemudian Kapanewon Pakem ada SDN Blembem dan SDN Turen, terakhir Kapanewon Cangkringan ada SDN Kiyaran 2.

Rekapitulasi akhirnya, yaitu SDN Minomartani 2 hanya mendapat satu siswa. Lalu, SDN Balangan 2, SDN Rejosari, SDN Banyurejo 4, dan SDN Turen masing-masing mendapat dua siswa.

Kemudian, SDN Bakalan, SDN Caturtunggal 6, SDN Taraman, SDN Cungkuk dan SDN Blembem, serta SDN Kiyaran 2 masing-masing mendapat tiga siswa. Sartini menerangkan data tersebut hanya berasal dari SPMB SD online.

Masih ada pendaftaran offline yang dibuka setelah pendaftaran online. Meski begitu, sebelas sekolah itu tetap kekurangan siswa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Penerima Bansos Terlibat Judol, Wakil Ketua MPR: Layak Diganti

News
| Sabtu, 12 Juli 2025, 12:37 WIB

Advertisement

alt

Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism

Wisata
| Sabtu, 12 Juli 2025, 11:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement