Advertisement
Tak Ada Sekolah Regrouping di Sleman, Daya Tampung Lebih Banyak Ketimbang Jumlah Lulusan
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, Ery Widaryana menjelaskan tidak ada sekolah di Sleman yang mengalami regrouping atau tutup di Sleman tahun ini. Dari jenjang TK/PAUD, SD dan SMP tidak ada sekolah yang harus di-regrouping di Sleman. Malahan pada jenjang PAUD, Disdik Sleman mendapatkan banyak sekali permintaan izin pendirian PAUD baru.
Tindakan regrouping terakhir dilakukan Disdik Sleman pada tahun 2020. "Regrouping enggak ada, yang tutup juga kebetulan tidak ada," tegasnya pada Selasa (18/6/2024).
Advertisement
Kendati tak ada sekolah yang mengalami regrouping atau tutup tahun ini, Ery tak menampik adanya sejumlah sekolah yang mengalami kekurangan murid. Namun kekurangan murid ini tak serta merta dibarengi dengan regrouping atau penutupan sekolah. Disdik menimbang banyak hal, seperti masih dibutuhkan sekolah tersebut oleh warga hingga faktor jarak sekolah bila nanti harus diterapkan regrouping.
"Walaupun sedikit dan jauh dari sekolah kalau di-regrouping ya itu tetap kita pertahankan untuk memberikan fasilitas masyarakat sekitar itu," tegasnya.
Jadi tidak asal, asal siswanya sedikit lantas di-regrouping. Namun juga melihat kebutuhan warga kata Ery.
BACA JUGA: Regrouping Sekolah di Gunungkidul Terus Dilanjutkan
"Melihat kebutuhan warga, akses warga, jangan sampai dengan regrouping nanti semakin jauh. Walaupun di sekitar situ anak usia sekolahnya sedikit tapi kalau di-regrouping kok menjadi jauh ya lebih baik kita pertahankan untuk memberikan layanan akses pendidikan," tandasnya.
Paling tidak sekolah yang kekurangan siswa tadi memiliki lebih dari 50 murid di satu sekolahnya. Sekolah-sekolah tersebut masih mendapat tambahan murid setidaknya 10 siswa tiap tahunnya.
Kekurangan sekolah ini murni karena jumlah anak usia sekolah yang tidak banyak pada suatu wilayah. Ery menambahkan daya tampung SD di Sleman mencapai 19.000 siswa namun lulusan TK yang hendak masuk ke SD hanya sekitar 13.500. Untuk jenjang SD dan SMP, jumlah daya tampung lebih banyak ketimbang lulusan yang ada.
"Nanti kalau memang nanti ada sekolah yang ke depan siswanya minim sekali baru akan kita evaluasi melihat letak geografis dan kebutuhan masyarakat di situ. Jadi kajiannya sampai di situ tidak hanya sekadar jumlahnya sedikit," lanjutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Menteri Imigrasi & Pemasyarakatan Sebut Rehabilitasi Narkoba untuk Kurangi Kelebihan Kapasitas Lapas
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Peringati Sumpah Pemuda, Karang Taruna Rejowinangun Gelar Rejowinangun Fest 2024
- Ruang Melamun Bisa Jadi Rekomendasi Toko Buku Lawas di Jogja
- BKAD Kulonprogo Terbitkan SPPT, Nilai Pajak Bandara YIA Tahun 2024 Rp16,38 Miliar
- Grand Zuri Malioboro Corporate Gathering Nobar Home Sweet Loan
- Pilkada 2024: Politik Uang Tak Pengaruhi Preferensi Pemilih di Kota Jogja
Advertisement
Advertisement