Advertisement
23 Kambing Mati di Turi Sleman Akibat Keracunan Pakan

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Sebanyak 23 kambing milik warga Kapanewon Turi, Sleman mati akibat keracunan pakan.
Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman menyebut, kematian puluhan kambing itu dalam jangka waktu yang berdekatan. Data ini dikeluarkan laboratorium Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates setelah melalui penelitian.
Advertisement
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DP3 Sleman, Suryawati Purwaningtyas, membenarkan ada 23 kambing mati di Kapanewon Turi. Peristiwa ini terjadi sekitar sebulan lalu, setelah Hari Raya Iduladha.
Dia mendapat informasi itu pada Minggu (8/6/2025) dini hari. Setelah mengetahui kematian puluhan kambing, DP3 Sleman kemudian turun ke lapangan pada Senin (9/6) untuk melakukan pengecekan. Sampel yang diteliti kambing itu negatif antraks.
“Kalau ada ternak tiba-tiba mati begitu kami ambil sampel untuk pengecekan kemungkinan antraks. Kalau negatif, kami pindah ke kemungkinan lain,” kata Suryawati ditemui di kantornya, Jumat (11/7/2025).
Medik Veteriner Madya DP3 Sleman, Felisitas Kristiyanti, mengatakan tidak ada lagi pengecekan sampel yang dilakukan BBVet Wates. Meski begitu, dia terus berkomunikasi dengan warga pemilik kambing itu sebagai upaya penggalian informasi lain.
Kristiyanti mengaku pakan ternak yang menjadi sebab kematian kambing-kambing itu terdiri dari silase, konsentrat, dan kulit kedelai. Pakan ini sebenarnya merupakan pakan ternak pada umumnya. Imbangan pakan, serat kasar dan konsentrat yang tidak seimbang menjadi pemicu munculnya jamur. Perkembangan jamur di paru-paru hewan menjadi sangat cepat.
“BBVet Wates menemukan kandungan jamur, aspergillus flavus, geotrichum candidum, dan lainnya. Kalau bakteri dan virusnya negatif,” kata Kristiyanti.
Dia mengaku masih ada delapan kambing yang masih sehat meski makan pakan ternak yang sama. Ternyata, kondisi kesehatan ternak juga memengaruhi kekebalan tubuh. Apalagi pada Juni pergantian musim dari penghujan ke kemarau sedang berlangsung.
Apabila kondisi kesehatan ternak bagus atau prima, maka ternak dapat menahan perkembangan jamur dan dampaknya. Organ paru-paru menjadi tidak rusak.
“Minggu dini hari waktu itu, sekitar pukul 2 pagi ada sepuluh mati, dalam sehari ada 16 dan total akhirnya 23 kambing,” katanya.
Atas kejadian itu, DP3 menyarankan perubahan imbangan pakan ternak, suntik vitamin, dan suntik antihistamin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Begini Cara Masuk Gratis ke Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko Khusus Bulan Juli 2025
Advertisement
Berita Populer
- Kemendagri Terbitkan Izin Pelantikan JPT Pratama di Lingkup Kabupaten Sleman
- Kalender Event di Jogja, Jumat 11 Juli 2025
- Jadwal Pemadaman Listrik, Jumat (11/7/2025): Giliran Sekitar Jalan C Simanjuntak yang Kena Giliran
- Diduga Diserang Anjing Liar, Sejumlah Hewan Ternak Milik Warga Nanggulan Mati di Kandang
- Satpol PP Bantul Sita 13.000 Batang Rokok Ilegal dari Rumah hingga Warung
Advertisement
Advertisement