Advertisement
PERTANIAN BANTUL : Tengkulak Masih Jadi Idola

Advertisement
Pertanian Bantul, petani lebih memilih tengkulak daripada SRG untuk menjual hasil panen.
Harianjogja.com, BANTUL-Keberadaan tengkulak masih jadi idola bagi para petani meski sudah ada gudang komoditi Sistem Resi Gudang (SRG) Bantul di Jalan Bantul kilometer tujuh.
Advertisement
Sebab lewat tengkulak, petani langsung mendapatkan uang hasil jualan panen padi sehingga bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
“Lewat SRG, petani mesti memenuhi sejumlah persyaratan, seperti minimal tiga ton. Selain itu, petani tidak bisa langsung menerima uang hasil panen. Mesti menunggu setelah simpanannya di SRG laku dijual,” ungkap Pengelola Bidang Operasional SRG Bantul, Dedi Nova Citra Arta, kepada Harianjogja.com, Rabu (25/3/2015).
Dengan syarat minimal tiga ton, petani mesti bekerja sama dengan petani lain untuk memasukkan hasil panen ke gudang SRG. Mengingat, tidak semua petani bisa mendapatkan hasil panen sampai tiga ton. Mencapai satu ton saja sudah sulit untuk petani masa sekarang.
Persyaratan lain, kadar air pada gabah harus mencapai 14% dan kadar hampa 3%. Jika belum mencapai kadar yang ditentukan, gabah petani dianggap tidak layak masuk ke gudang SRG.
“Ada fasilitas pengovenan gabah sampai mencapai kadar yang ditentukan. Biaya oven satu kilogram gabah maksimal Rp150,” kata Dedi.
Tidak lakunya SRG terlihat dari kondisi pertanian saat ini. Panen raya yang sudah mulai sejak sepekan terakhir ini, tidak menjadikan gudang SRG dipenuhi padi. Gudang masih kosong. Dari 60 palet atau tempat gabah, semuanya kosong padahal tempat itu menampung 1.400 ton.
Pengelola SRG telah berusaha menarik minat petani agar mau memanfaatkan gedung SRG. Petani yang telah menitipkan komoditinya di SRG akan mendapatkan resi yang dapat digunakan sebagai akses pembiayaan dari bank.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Bantul Sahadi Suparjo mengatakan gudang SRG menjadi solusi menyelamatkan harga gabah saat panen raya yang cenderung turun. Sekitar tiga bulan kemudian, gabah yang disimpan di SRG dapat dijual dengan standar harga yang tinggi.
“Penyimpanan disesuaikan kelasnya. Gabah kelas A itu yang kadar air sudah memenuhi, B yang menengah dan C yang di bawah rata-rata,” paparnya.
==
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Danantara Bidik Industri Media dan Hiburan untuk Tambah Penerimaan Negara
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Bantul Targetkan Bangun 120 Kilometer Jalan Desa Setiap Tahun
- Gunungkidul Raup Rp214 Juta dalam 2 Hari Kunjungan Wisatawan, Destinasi Pantai Tetap Jadi Favorit
- Catat! Ini Jalur Trans Jogja, Melewati Tempat Wisata, Rumah Sakit dan Kampus
- Di Kulonprogo, Ditemukan Banyak Calon Penerima BSU Rekeningnya Tidak Aktif
- Top Ten News Harianjogja.com Senin 30 Juni 2025: Kunjungan Wisatawan, Impor Sapi hingga Muhammadiyah Bencana Buka Bank Syariah
Advertisement
Advertisement