Advertisement

Dana Terbatas, Warga Karangwuni Tambal Tanggul Sungai Serang

Khairul Ma'arif
Selasa, 23 Desember 2025 - 04:37 WIB
Sunartono
Dana Terbatas, Warga Karangwuni Tambal Tanggul Sungai Serang Foto ilustrasu muara Sungai Serang. - Harian Jogja.

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO—Di tengah ancaman cuaca ekstrem, warga Padukuhan Kriyan, Kalurahan Karangwuni, Kulonprogo, memilih bergerak cepat dengan memperbaiki tanggul Sungai Serang secara mandiri demi melindungi permukiman dari risiko banjir.

Dengan semangat gotong royong, warga mengisi karung pasir dan tanah uruk untuk menutup bagian tanggul yang terus tergerus arus sungai. Upaya ini menjadi penanganan ketiga sepanjang 2025 setelah kerusakan serupa berulang terjadi.

Advertisement

Anggaran swadaya senilai sekitar Rp6 juta hanya mampu menambal tanggul sepanjang 20–30 meter dari total tiga titik kritis sepanjang 300 meter yang terancam jebol.

​Langkah darurat ini diambil sebagai bentuk mitigasi dini menghadapi cuaca ekstrem yang mulai menunjukkan ancamannya. Bagi warga, mencegah jebolnya tanggul jauh lebih berarti daripada harus mengevakuasi harta benda saat banjir sudah mengepung rumah mereka.

"Kami pakai dana kalurahan ini sisa-sisa anggaran yang ada di penghujung tahun," ujar Lurah Karangwuni, Anwar Musadad saat dikonfirmasi, Senin (22/12/2025).

Padahal, tanggul di Sungai Serang tersebut harusnya menjadi kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak (BBWSSO). Sejatinya perbaikan tanggulnya menjadi tanggung jawab BBWSSO. Dengan dana hanya Rp6 juta tentu swadaya menambal tanggul ini tidak memiliki kualitas yang mumpuni.

"Kami berharapnya ke depannya BBWSSO bisa memperhatikan dan dibuatkan tanggul yang lebih memadai terutama di 2026 nanti," katanya.

Kerusakan tanggul di wilayah Karangwuni bukanlah cerita baru. Anwar Musadad, mengungkapkan bahwa titik-titik kritis ini telah tergerus sejak beberapa tahun lalu. Penanganan hari ini adalah kali ketiga sepanjang 2025 warga harus turun gunung melakukan perbaikan mandiri.

​"Kami masih ingat betul, tahun lalu saat bulan puasa pukul satu dini hari, warga harus berjibaku menahan luapan air yang hampir masuk ke pemukiman. Tanggul darurat ini memang efektif, tapi sifatnya sementara. Kekuatannya terbatas," ujarnya.

​Saat ini, terdapat tiga titik kritis sepanjang 300 meter di Kalurahan Karangwuni yang terancam jebol. Pemerintah Kalurahan pun telah mengalokasikan anggaran untuk pasir, tanah uruk, hingga dapur umum, sementara BPBD menyuplai kebutuhan karung.

Anwar mengakui stok yang ada masih jauh dari kata cukup untuk menutup seluruh luka di sepanjang sungai tersebut. "Penambalan swadaya dari dana kalurahan ini hanya sepanjang sekitar 20 hingga 30 meter saja," ucapnya.

Ia berharap ada penanganan permanen.​Meski warga siap bersiaga 24 jam, ada sebuah harapan besar yang dititipkan kepada pemerintah pusat melalui BBWS Serayu Opak. Warga berharap perbaikan permanen segera direalisasikan.

​"Mencegah bencana jauh lebih efektif dan efisien daripada menolong korban banjir. Kami ingin warga di sepanjang aliran sungai bisa tidur nyenyak tanpa rasa takut saat hujan deras turun," ucapnya.

Meski bersifat sementara, penambalan tanggul Sungai Serang diharapkan mampu menahan luapan air hingga pemerintah merealisasikan penanganan permanen

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Tol Fungsional Gending-Paiton Dibuka untuk Arus Nataru

Tol Fungsional Gending-Paiton Dibuka untuk Arus Nataru

News
| Selasa, 23 Desember 2025, 02:57 WIB

Advertisement

Jepang Naikkan Biaya Visa dan Pajak Turis untuk Atasi Overtourism

Jepang Naikkan Biaya Visa dan Pajak Turis untuk Atasi Overtourism

Wisata
| Senin, 22 Desember 2025, 11:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement