Advertisement
KAPAL BANTUAN : Sempat Dibawa ke Jogja, Namun Tidak Pernah Kembali
Advertisement
Kapal bantuan, mesin yang hilang sama sekali belum pernah digunakan.
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Hilangnya mesin kapal bantuan pemerintah ternyata belum pernah digunakan sekalipun. Sebab, kapasitas mesin tersebut dirasa terlalu besar, sementara pemerintah tidak menyediakan alokasi anggaran untuk operasional dan perawatan. (Baca Juga : http://jogja.solopos.com/baca/2015/05/25/kapal-bantuan-mesin-kapal-ternyata-hilang-607818">KAPAL BANTUAN : Mesin Kapal Ternyata Hilang)
Advertisement
Mantan Wakil Koordinator Search and Rescue (SAR) Satlinmas I Gunungkidul Naelan mengakui, jika kapal tersebut belum pernah dipergunakan. Alasannya tidak ada biaya untuk pengoperasian, sehingga mesin tersebut hanya tersimpan di gudang sekitar enam bulan.
“Belum sekali pun digunakan. Jujur waktu itu, kami tidak punya biaya untuk mengoperasikannya,” kata Naelan kepada wartawan, Senin (25/5/2015).
Untuk hilangnya mesin kapal, Naelan mengaku tidak tahu pasti. Namun dari penjelasan koordinator wilayah, almarhum Subowo waktu itu, sedianya mesin tersebut akan ditukar dengan mesin dengan kapasitas yang lebih kecil.
Oleh karenanya motor dengan kekuatan 40 PK dibawa ke Dinas Sosial DIY. Namun pertukaran itu tidak pernah terjadi, sebab meski barang sudah sampai di Jogja, nyatanya tidak pernah ada barang pengganti hingga sekarang.
“Dulu yang mengurusi dua orang, yang di kami diwakili oleh Pak Bowo, selaku korwil. Sedang untuk Dinsos DIY diurusi oleh Pak Prasetyo,” ungkapnya.
Naelan menambahkan, pertukaran ini dilakukan karena pihak SAR merasa tidak sanggup menanggung biaya operasional dari mesin itu. “Harapannya bisa diganti dengan ukuran 15 atau 25 PK, sehingga biayanya masih bisa dijangkau. Sedang dari sisi operasional, kapasitas itu sudah memadai,” tutur dia.
Hal senada juga diungkapkan Koordinator SAR Satlinmas Wilayah I Gunungkidul Sunu Handoko. Dia mengaku sudah melakukan penelusuran terhadap hilangnya mesin kapal itu.
Hanya saja, penelusuran tersebut mengalami jalan buntu. Pasalnya, informasi yang diperoleh itu tidak bisa dilanjutkan, karena dua orang yang dulu mengurusi sudah meninggal dunia.
“Kami mau menelusuri kemana? Wong koordinator SAR dan orang Dinsos DIY yang bernama Pak Pras sudah meninggal,” ungkap Handoko, kemarin.
Dia mengatakan tidak berani lapor polisi terhadap hilangnya mesin tersebut. Handoko berasalan, takut dikira membuat laporan palsu, karena detail kejadiannya tidak tahu persis.
“Kami sudah berusaha untuk mencarinya. Tapi mau bagaimana lagi? Untuk itu, kami juga sudah membuat pernyataan ke Dinsosnakertrans selaku pihak yang menarik kapal-kapal itu,” kata Handoko lagi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
10 Orang Tewas Usai Dua Helikopter Militer Malaysia Tabrakan, Berikut Kronologinya
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- MPBI DIY Bakal Mengawal Penyaluran THR Lebaran yang Belum Tuntas
- Januari-April, Belasan Anak di Jogja Terpapar Kasus Flu Singapur, Berikut Gejalanya
- 6 Pelaku Parkir Liar di Jalan Perwakilan Hanya Didenda Rp300 Ribu, Satpol PP Jogja: Terbukti Bersalah
- Gempa Pacitan M 5,1 Dirasakan Hingga Jogja, Warga Langsung Keluar Rumah
- Rayakan Seni Fotografi Panorama dengan Epson International Pano Awards ke-15
Advertisement
Advertisement