Advertisement
TIONGHOA JOGJA : Patung Singa Kilin Sebagai Penolak Bala

Advertisement
Tionghoa Jogja kali ini mengupas mengenai patung singa kilin.
Harianjogja.com, JOGJA—Salah satu ciri khas bangunan klenteng adalah adanya dua patung singa kilin di pintu masuk. Patung ini memiliki fungi sebagai penolak bala.
Advertisement
Salah satu pengamat kebudayaan Tionghoa di Jogja Adi Wirawan sempat menyebutkan, kedua patung ini biasa diletakkan di depan pintu istana kaisar, kuil Buddha, vihara, pagoda, makam kaisar, kantor dan kediaman pejabat tinggi, hingga sebagai penghias jembatan, taman, hotel, dan rumah makan. Kedua singa kilin ini bisa ditemukan di klenteng di DIY. Selain itu, salah satu gedung pertemuan yang baru selesai dibangun yakni Taman Perwacy juga menggunakan sepasang singa kilin pada pintu masuk.
“Kedua singa ini seperti penjaga dan tolak bala,” ujar dia Rabu (9/12/2015).
Sebagai Sekretaris Perkumpulan Warga Cantonese Yogyakarta (Perwacy), Adi mendukung pembangunan gedung dengan gaya Tiongkok. Ada tujuan yang ingin dicapai yakni mengenalkan kebudayaan pada generasi muda. Mereka diharapkan memahami kebudayaan mereka sendiri dan mengerti maknanya.
Beberapa sumber mengungkapkan, kilin merupakan binatang yang menjagi tunggangan para dewa dalam legenda Tiongkok. Kilin memiliki bentuk mirip singa. Namun, kilin merupakan perwakilan dari 18 binatang yang ada di dunia. Badannya yang merupakan badan kuda tetapi memiliki sisik ular dan sisik ikan. Ekornya dari kura-kura. Keempat kakinya berbeda, ada yang berupa kaki burung hong (rajawali), kaki macan, kaki kerbau, dan kaki menjangan. Kedua matanya merupakan mata kepiting dengan telinga mewakili telinga kelinci serta bertaring macan sedangkan, jenggot dan mulutnya merupakan mulut singa serta pipinya pipi naga. Kilin juga memiliki tanduk bercabang dua yang merupakan tanduk rusa.
Warna kilinbiasa diambil dari salah satu warna lima unsur yang ada di bumi. Warna tersebut antara lain hijau yang merupakan unsur langit atau organ paru-paru dalam tubuh manusia, biru yang merupakan unsur air yang mewakili tenggorokan, merah yang merupakan unsur bumi yang mewakili dubur), kuning yakni unsur alam yang mewakili jantung, dan oranye yang merupakan unsur gunung yang mewakili perut.
Singa batu jantan digambarkan membawa sebuah bola dengan kaki depan sebelah kanan. Sementara itu, singa batu betina digambarkan sedang mengasuh anaknya di kaki depan sebelah kiri. Kadang-kadang, singa batu betina digambarkan dengan mulut tertutup sedangkan, mulut singa jantan digambarkan terbuka seperti sedang mengucapkan aksara aum yang melambangkan konsep suci agama Hindu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- Harga Bawang Merah di Bantul Capai Rp40.000 per Kilogram, Ini Penyebabnya
- Pasar Pangan Sehat hingga Sinau Bareng Kiai Kanjeng dan Sabrang MDP di Rangkaian 25 Tahun Sanggar Anak Alam
- Keluarga Desak Polda DIY Rilis Tersangka Kasus Mafia Tanah yang Libatkan Mbah Tupon
- Tak Punya Anggaran, Pembangunan Jalur Wisata ke Pantai Ngobaran Gunungkidul Berhenti Bertahun-tahun
- 1.259 Orang di Sleman di PHK, Dinas Siapkan Program Taksi Pekerja Hingga Pelatihan
Advertisement
Advertisement