Advertisement
HARGA BBM TURUN : Tarif Angkutran Umum Turun 3% Dinilai Rasional

Advertisement
Harga BBM turun dan penurunan tarid angkutan umum yang sedikit dinilai wajar.
Harianjogja.com, JOGJA-Sebagai respon penurunan harga bahan bakar minyak (BBM), Organisasi Angkutan Darat (Organda) DIY mengusulkan penurunan tarif angkutan umum sebesar 3%.
Advertisement
Kepala Dinas Perhubungan DIY, Sigit Haryanta menyepakati penurunan 3% itu adalah pilihan yang rasional. Kenyataan di lapangan saat ini menurutnya jumlah penumpang tak banyak terdampak oleh fluktuasi harga BBM. Artinya menurunkan harga terlalu jauh sementara jumlah penumpang tetap akan memberatkan operator angkutan umum.
Selain itu selama ini kompetitor angkutan umum bukanlah angkutan umum lain, melainkan kendaraan pribadi seperti sepeda motor dan mobil. Pertumbuhan angkutan pribadi juga menjadi tantangan cukup berat bagi usaha transportasi umum.
Sementara meskipun tarif angkutan berbahan bakar solar akan turun, tarif Transjogja tak akan mengalami penyesuaian. Sigit mengatakan tarif Transjogja saat ini sudah merupakan tarif subsidi sehingga tak mungkin lagi ditekan harganya.
“Tapi tetap ada penyesuaian terutama di Biaya Operasional Kendaraan (BOK)” tandas dia.
Bila penyesuaian ini diterapkan maka angkutan kota yang sebelumnya bertarif Rp3.600 akan mengalami penyesuaian menjadi Rp3.500. Sementara untuk angkutan jarak jauh akan ditetapkan harga batas bawah Rp128 dan batas atas Rp198 per kilometer.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Penerima Bansos Terlibat Judol, Wakil Ketua MPR: Layak Diganti
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Ratusan Ribu Penerima Bansos Terindikasi Terlibat Judi Online, Ini Komentar Sosiolog UGM
- Udara di DIY Bikin Menggigil, Angin Monsun Jadi Penyebabnya
- 23 Kambing Mati di Turi Sleman Akibat Keracunan Pakan
- Lurah Srimulyo Membantah Tuduhan Korupsi Penyalahgunaan Tanah Kas Desa
- SPMB 2025, Banyak SMP Negeri di Bantul Kekurangan Siswa, Ternyata Sebagian karena ke Pondok Pesantren
Advertisement
Advertisement