Advertisement
KISAH TRAGIS : Kisah Cinta Ayah dan Anak Tiri yang Berakhir Tragis di Pantai Selatan

Advertisement
Kisah tragis ini terjadi pada pasangan ayah dan anak tiri
Harianjogja.com, BANTUL- Penemuan mayat ibu dan anak di salah satu kamar hotel di Parangtritis yang berkaitan dengan mayat laki-laki yang mengapung di Pantai Gunungkidul kini sudah jelas.
Advertisement
Baca juga : (http://www.harianjogja.com/baca/2016/04/14/penemuan-mayat-mayat-di-gunungkidul-adalah-ayah-tiri-sekaligus-kekasih-gelap-mayat-di-parangtritis-710525" target="_blank">PENEMUAN MAYAT : Mayat di Gunungkidul Adalah Ayah Tiri, Sekaligus Kekasih Gelap Mayat di Parangtritis)
Mayat laki-laki diketahui bernama Satriotomo Prayitno atau Yoyok merupakan pasangan gelap dari mayat perempuan yang ditemukan di kamar hotel di Parangtritis yang diketahui bernama Marina. Adapun balita yang juga ditemukan tewas sekamar dengan Marina merupakan anak hasil hubungan gelap mereka yang diketahui bernama Velsia Cinta Ashara.
Yoyok diketahui beralamat di Dusun Kaliputih, Singorojo, Kendal, Jawa Tengah. Yoyok adalah ayah tiri dari Marina.
Yoyok memiliki istri sah, Martiah. Ketika mereka menikah, Martiah sudah memiliki anak, Marina.
Menurut keterangan polisi yang didapat dari Martiah, hubungan gelap antara suami dan anaknya tersebut sudah ia ketahui sejak tahun 2014.
“Istri Yoyok memang sudah mengetahui hubungan gelap mereka sejak tahun 2014, ketika masalah ini akan diselesaikan secara kekeluargaan, namun Yoyok dan Marina kemudian melarikan diri,” ujarnya, Kamis (14/4/2016).
Yoyok yang diketahui sebagai seorang penganguran saat meninggalkan rumah bersama Marina kemudian diketahui mengontrak di sebuah rumah di Ungaran, Jawa Tengah. Namun selama ini juga masih menggantungan hidupnya kepada sang istri yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
“Selama Martiah masih mengirimkan sejumlah uang kepada, setiap bulan ia mengirim 1 juta rupiah, namun dengan melihat gelagat Satrio yang tidak bertanggung jawab Martiah kemudian tidak mengirim uang lagi sejak dua bulan lalu,” imbuh Kompol Supardi.
Kapolsek Kretek Bantul Kompol Supardi mengungkapkan hasil autopsi yang tidak menunjukan adanya kekerasan dan luka luar, kemudian dengan ditemukannya barang bukti berupa obat pembasmi serangga, pihak kepolisian menduga bahwa pasangan ini memang berencana untuk mengakhiri hidup bersama.
“Motifnya memang sangat susah untuk dicari, karena kunci permasalahan ada pada pasangan tersebut, mungkin bisa karena tekanan ekonomi atau bisa hal lain,” ujar Kompol Supardi.
Namun karena Martiah sudah meyakini bahwa ketiga jenazah yang ada di RS Sardjito merupakan keluarga, kemudian jenazah untuk selanjutnya akan dibawa ke Kendal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- DIY Waspadai Lonjakan Kasus Covid-19 di Libur Panjang Akhir Tahun
- Saran Pakar UGM Antisipasi Lonjakan Covid-19 saat Libur Nataru
- Spanduk Bermuatan Provokatif tentang Ade Armando Dicopot Bawaslu Kota Jogja
- Jutaan Kendaraan Diprediksi Masuk ke Kota Jogja saat Libur Nataru
- Ratusan Tenaga Kesehatan Kota Jogja Dapat Edukasi soal Stunting
Advertisement
Advertisement