Advertisement
OPERASI PASAR : Pedagang Sembako Ikut Nikmati Pasar Murah

Advertisement
Operasi pasar digelar Badan Urusan Logistik (Bulog) DIY di Pasar Bantul turut dinikmati pedagang sembako
Harianjogja.com, BANTUL- Sembako murah yang dijual Badan Urusan Logistik (Bulog) DIY di Pasar Bantul sebagian tidak tepat sasaran. Bahan kebutuhan pokok itu banyak dibeli oleh pedagang sembako.
Advertisement
Bulog DIY sudah lebih dari dua kali menggelar pasar sembako murah di Pasar Bantul. Pada Senin (13/6/2016), pasar murah kembali digelar. Sayangnya, pasar murah yang ditujukan untuk meringankan beban masyarakat saat kenaikan harga jelang Lebaran itu justru tidak dinikmati sepenuhnya oleh konsumen.
Tugirah, salah seorang pedagang batik di Pasar Bantul mengungkapkan, sembako murah tersebut lebih banyak dinikmati pedagang sembako.
“Hari Sabtu [11/6] kemarin, antrinya [antrian pembelian sembako] sampai panjang. Cepat sekali habis dagangannya. Itu kebanyakan yang beli pedagang sembako di sini,” ungkap Tugirah, Senin seusai membeli gula pasir sebanyak dua kilogram di lapak Bulog.
Pedagang pasar kata dia, cepat mengetahui ada tidaknya pasar murah karena setiap hari mereka berjualan di pasar. “Kalau bukan pedagangnya yang membeli, biasanya dia menyuruh orang,” ujarnya lagi.
Kondisi tersebut menurutnya tidak sesuai dengan tujuan pemerintah meringankan beban konsumen saat harga barang merangkak naik jelang Lebaran. Karena yang menikmati sembako murah tersebut tidak semuanya konsumen rumah tangga.
“Harusnya ada kontrol dari pemerintah supaya sembako murah itu tepat sasaran. Ini justru enggak ada. Tujuannya meringankan masyarakat justru tidak berhasil,” tutur perempuan 78 tahun itu dengan fasih menyampaikan komentarnya.
Pernyataan Tugirah dibenarkan Subiyati salah seorang pedagang sembako di Pasar Bantul. Ia mengaku turut antri membeli sembako murah di lapak Bulog. Ia membeli gula seharga Rp12.500 per kilogram. Gula tersebut lalu ia jual seharga Rp15.000. “Tapi belinya dibatasi cuma dua kilogram,” ungkap Subiyati.
Petugas Operasi Pasar Bulog Prastowo Buwono mengakui, sebagian pedagang membeli sembako murah lalu menjualnya kembali ke konsumen dengan harga lebih mahal.
“Makanya kami batasi maksimal beli dua kilogram enggak boleh lebih. Kalau bisa beli banyak nanti justru dimonopoli pedagang,” jelas Prastowo Buwono.
Dengan pembatasan pembelian maksimal dua kilogram, pedagang sembako kata dia harus antri berkali-kali bila hendak mendapat barang dalam jumlah banyak.
“Antriannya panjang, kalau dia mau beli banyak harus antri lagi. Tapi sebelum mengantri kedua kali barangnya mungkin sudah habis,” lanjutnya lagi.
Lapak Bulog menjual beras seharga Rp7.800 per kilogram, gula pasir Rp12.500 per kilogram, minyak goreng kemasan satu liter seharga Rp12.000 dan bawang merah seharga Rp23.000 per kilogram. Operasi pasar murah itu digelar setiap hari selama bulan puasa dengan lokasi berpindah-pindah. Setiap lapak menyediakan 250 kilogram gula pasir, minyak goreng 36 liter, beras 100 kilogram dan bawang merah 20 kilogram.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

KPK Sebut Nomor Ponsel Hasto Kristiyanto Ternyata Bernama Sri Rejeki Hastomo, Ini Komentarnya
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Puluhan Warga Jadi Korban Penipuan Aktivasi Identitas Kependudukan Digital
- Perubahan Rute Uji Coba Transportasi Bus Listrik di Malioboro, Sebelumnya Ngabean Beralih ke Kotabaru
- Laga Hidup Mati PSIS Semarang vs PSS Sleman, Penentu Masa Depan Laskar Mahesa Jenar dan Super Elja di Liga 1
- 10 Kalurahan di Gunungkidul Dinyatakan Lunas PBB, Ini Rinciannya
- Dampak Hujan dan Angin Kencang di Sleman, Pohon hingga Bangunan Pagar Roboh
Advertisement