Advertisement
PASAR TRADISIONAL BANTUL : Dewan Minta Proyek Ngangkruksari Senilai Rp12 Miliar Dibongkar

Advertisement
Pasar tradisional Bantul, Ngangkruksari dinilai bermasalah
Harianjogja.com, BANTUL -- Proyek pembangunan Pasar Ngangkruksari yang mendapat sorotan publik lantaran nilai lelangnya yang fantastis bermasalah. Komisi C DPRD Bantul yang melakukan inspeksi di lokasi proyek pembangunan pasar tersebut di desa Donotirto, Kecamatan Kretek menemukan beberapa kejanggalan.
Advertisement
Selain lambatnya pembangunan, beberapa kejanggalan yang ditemukan oleh Komisi C DPRD Bantul adalah tidak sesuainya spesifikasi konstruksi bangunan tersebut dengan proposal yang diajukan oleh pihak kontraktor. Praktis, pihak Komisi C DPRD Bantul pun meminta kontraktor untuk membongkar ulang konstruksi yang dinilai tak sesuai dengan spesifikasi awal tersebut.
“Kami minta untuk dibongkar,” tegas Ketua Komisi C DPRD Bantul Wildan Nafis saat ditemui Harianjogja.com usai melakukan inspeksi, Selasa (27/9/2016).
Dijelaskannya, bagian konstruksi yang dinilai bermasalah adalah bagian pondasi bangunan kantor Pasar Ngangkruksari. Tinggi pondasi yang seharusnya 85 sentimeter ternyata hanya dibangun setinggi 70 sentimeter saja. Begitu juga dengan lebar pondasi yang seharusnya 70 sentimeter, ternyata hanya dibangun dengan ukuran 60 sentimeter.
Begitu pula dengan ukuran cakar ayamnya yang seharusnya memiliki tinggi hingga 2,3 meter, oleh kontraktor dibuat hanya sekitar 1,4 meter saja. Belum lagi teknik membuat pondasinya, kontraktor pun dinilai asal-asalan. Pembuatan pondasi yang seharusnya dilakukan dengan cara menanam batu, oleh kontraktor hanya ditumpangkan begitu saja di atas tanah.
“Jelas tidak sesuai. Kami minta untuk dibongkar,” katanya.
Terancam Molor
Dengan begitu, proyek senilai Rp12 miliar lebih itu kian terancam tak selesai tepat waktu. Pasalnya, dengan batas waktu pengerjaan hingga Desember mendatang, perkembangan pembangunan pasar tersebut masih tak lebih dari 10%.
“Kami tak mau tahu. Keterlambatan itu tanggung jawab mereka [kontraktor]. Tugas kami hanya mengawasi agar tak terjadi penyimpangan,” ucapnya.
Terkait temuan itu, Pelaksana Proyek Totok Wisnu membantah pihaknya sengaja melakukan penyimpangan spesifikasi. Dijelaskannya, dalam sebuah proyek pembangunan, jelas bukan hal yang mudah jika memasang konstruksi harus sepresisi sesuai dengan gambar.
“Pasti ada melesetnya. Saya pikir itu wajar. Lagipula jika dihitung volumenya, saya berani jamin sama kok dengan yang diusulkan,” kilahnya.
Sementara terkait dengan kekhawatiran akan keterlambatan pengerjaan, ia optimistis tetap bisa mengerjakan proyek itu tepat waktu. Sejak awal pihaknya telah melakukan pembicaraan bersama tim, terkait waktu pelaksanaan proyek yang hanya 120 hari itu. Berdasarkan hasil perhitungan, melihat lokasi lahan pembangunan yang sudah rata dan tidak ada aktivitas pedagang, pihaknya pun berani mengerjakan proyek itu.
“Tapi bagaimanapun, kalau memang kami diminta membongkar dan merevisi, tetap akan kami lakukan,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Wabah Pneumonia di China, Kemenkes Imbau Masyarakat Tak Panik
Advertisement

BOB Golf Tournament 2023 Jadi Wisata Olahraga Terbaru di DIY
Advertisement
Berita Populer
- Hari Ini Sejumlah Wilayah di Jogja dan Kulonprogo Mati Lampu
- Prakiraan Cuaca, Seluruh Wilayah DIY Hujan Ringan dan Sedang di Malam Hari
- Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini, Jumat 24 November 2023
- Jadwal KRL Solo Jogja 24 November 2023, Keberangkatan dari Stasiun Palur
- Simak Jadwal KA Bandara YIA Reguler 24 November 2023
Advertisement
Advertisement