Advertisement
TIONGHOA JOGJA : Harus Tanya Dewa Sebelum Mengecat Dinding Kelenteng
Advertisement
Tionghoa Jogja masih mempertahankan tradisi dan keyakinan.
Harianjogja.com, JOGJA -- Bangunan kelenteng selalu identik dengan dominasi warna merah. Di Kelenteng Poncowinatan pun juga demikian. Cat merah mewarnai setiap bagian klenteng, mulai dari atap sampai tiang-tiang penyangganya.
Advertisement
Margo Mulyo selaku penjaga Kelenteng Poncowinatan mengatakan, merah memiliki makna kegembiraan dan kejayaan sehingga selalu digunakan untuk mewarnai bangunan kelenteng. Selain merah, Kelenteng yang terletak di belakang Pasar Kranggan ini juga mengombinasikan dengan warna hijau.
"Hijau itu warna kesukaannya tuan rumah klenteng ini, Dewa Keadilan atau Kwan Kong," katanya ditemui Harianjogja.com, Rabu (21/12/2016).
Hal tersebut terlihat dari rupangnya, yang mana jubah yang dikenakan Kwan Kong kerap ditemui berwarna hijau. Dilihat dari maknanya, hijau membawa makna ketenangan sehingga kolaborasi merah dan hijau diharapkan membawa suasana kegembiraan dan ketenangan di klenteng.
Sementara itu, untuk pewarnaan dinding Kelenteng Poncowinatan lebih fleksibel dan tidak harus berwarna merah ataupun hijau. Hanya saja, ada cara sakral yang tetap dilakukan untuk memilih warna dinding.
Margo menjelaskan, apapun yang ingin dilakukan pada klenteng, harus seizin tuan rumahnya. Hal ini pula yang diterapkan untuk memilih cat dinding. "Caranya kita tanya ke tuan rumah klenteng, inginnya warna apa. Caranya pakai Pak Poe," katanya.
Pak Poe adalah papan kayu kecil yang memiliki makna Ya dan Tidak pada dua sisinya. Di situ, penjaga klenteng atau siapapun yang ingin memilih warna cat kelenteng bisa menyebutkan salah satu warna di depan rupang dewa tuan rumah, misalnya krem. Setelah itu, papan kayu dijatuhkan. Jika papan kayu jatuh terbuka, diyakini dewa setuju jika dinding klenteng dicat warna krem. Namun sebaliknya, jika posisi jatuhnya tertelungkup atau berarti Tidak, dewa tuan rumah tidak setuju dengan pilihan warna krem. Pada posisi seperti ini harus dilakukan Pak Poe secara berulang.
Tradisi itu masih melekat setiap menjelang peremajaan warna dinding klenteng. Biasanya dilakukan setiap menghadapi Imlek.
Namun, kata Margo, terkadang ada donatur yang tidak berkonsultasi dulu kepada penjaga klenteng ketika ingin menyumbang cat dinding. Mereka datang sudah membawa cat dengan warna yang dipilihnya sendiri. "Kalau orang sembahyangan [suka berdoa di klenteng] pasti sudah tau tradisinya seperti apa. Tapi kalau donatur yang biasanya seenaknya sendiri. Tapi lebih baik tanya dulu pada dewa sebelum berdonasi," tuturnya pria yang sudah 10 tahun bekerja sebagai penjaga kelenteng ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Justin Hubner Tiba Kamis Pagi, Malamnya bakal Dimainkan Kontra Australia
- Garuda Muda Hadapi Australia, Ada Memori Indah di Stadion Abdullah bin Khalifa
- Kasihan, Wasit Kabirov jadi Meme Internasional di Laga Dortmund vs Atletico
- Bus Pahala Kencana Terbakar di Tol Jombang-Mojokerto, Penumpang dan Kru Selamat
Berita Pilihan
Advertisement
Gunung Ruang Meletus, Warga Pesisir Pantai Diungsikan Hindari Potensi Tsunami
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KRL Solo Jogja per Rabu 17 April 2024, dari Palur dan Jebres
- Jadwal Terbaru KA Prameks Jogja Kutoarjo Usai Libur Lebaran 2024, Cek di Sini!
- Jadwal dan Rute yang Dilewati Bus Damri Tujuan Bandara YIA dari Jogja dan Sekitarnya
- Jalur dan Rute Trans Jogja ke Terminal, Bandara, dan Stasiun
- Top 7 News Harianjogja.com Rabu 17 April 2024, Penjaringan Bakal Calon Pilkada Sleman, TPRT Sementara di Pantai Selatan Bantul
Advertisement
Advertisement