Advertisement
KECELAKAAN LAUT : Rambu dan Personel Tim SAR Minim, Siswi SMK Jadi Korban
Advertisement
Kecelakaan laut terjadi di Pantai Selatan Bantul
Harianjogja.com, BANTUL -- Minimnya jumlah personel tim SAR dan rambu peringatan menjadi penyebab jatuhnya korban di lokasi pantai selatan Bantul. Hari terakhir libur Natal, Senin (26/12/2016) menjadi bukti kelemahan terbesar dalam aspek penyelamatan pengunjung objek wisata pantai. Khusnul Azizah, 18, siswi SMK Negeri Jetis asal Pringgolayan, Kotagede, Jogja ditemukan tak bernyawa setelah terseret ombak di Pantai Baru, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Senin (26/12/2016) siang.
Advertisement
Dwi Rias Pamudji, salah satu anggota Tim SAR Wilayah IV Bantul mengakui jatuhnya korban itu merupakan bukti bahwa pihaknya kini tengah kewalahan dalam melakukan pengamanan pantai. Terus melonjaknya jumlah pengunjung, terutama di wilayah kerja Tim SAR Wilayah IV tak diikuti dengan penambahan personel Tim SAR.
Dikatakannya, jumlah personel yang hanya 27 orang jelas tak sebanding dengan jumlah pengunjung yang harus mereka awasi sepanjang Laguna Pengklik, hingga Pantai Pandansimo. “Bayangkan saja, untuk mengawasi ribuan pengunjung di Pantai Baru saja, kami hanya diperkuat 7-8 orang. Kami harus terus bergerak mengingatkan pengunjung untuk tidak bermain air terlalu ke tengah,” keluhnya.
Diakuinya pula, kondisi palung laut di Pantai Baru memang terbilang berbeda dengan Pantai Parangtritis. Palung laut di Pantai Baru cenderung labil dan kerap berpindah-pindah tergantung arah ombak.
Kondisi itu diperparah dengan minimnya rambu peringatan di sepanjang Pantai Baru. Bahkan, menyambut libur akhir tahun ini, tak ada satu pun rambu peringatan terpasang. Diakui Dwi, empat buah rambu yang semula dipasangnya di titik palung yang rawan, kini sudah amblas tertelan abrasi. “Tak hanya rambu, shelter jaga Tim SAR pun sekarang juga rusak, kami terpaksa memindahkannya di sekitar sekretariat,” kata Dwi.
Terkait hal itu, Komandan Tim SAR Parangtritis Ali Sutanto membenarkan bahwa jumlah personel dan rambu peringatan adalah kendala terbesar yang dihadapi pihaknya saat ini. Sama dengan yang terjadi di Pantai Baru, dari total 6 buah rambu yang dipasangnya, kini hanya tersisa 2 buah saja.
“Sisanya hilang terseret ombak. Padahal, di sini [Pantai Parangtritis] ada tiga titik palung,” katanya.
Hanya saja, jika di Pantai Baru dibiarkan tanpa rambu, tidak dengan di Pantai Parangtritis. Menyambut lonjakan jumlah pengunjung di libur akhir tahun ini, pihaknya berinisiatif membuat rambu peringatan darurat berupa bendera warna merah bergambar tengkorak yang diikatkannya pada tiang bambu setinggi hampir 15 meter.
“Sadar tak sepenuhnya efetif, kami maksimalkan imbauan melalui pengeras suara dan pendekatan langsung ke pengunjung. Itulah sebabnya, 30 orang personel kami jelas kewalahan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Sheila on 7 Bikin Konser di Medan, Pertumbuhan Sektor Pariwisata di Sumut Ikut Subur
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Budayawan di Jogja Dilibatkan Pembuatan Maskot Pilkada 2024
- Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Muncul Aksi Unjuk Rasa di Kantor KPU DIY
- Danais Kembali Dikucurkan untuk Mendukung Program Becak Listrik di 2024
- Heroe Poerwadi Kumpulkan Berkas Pendaftaran Cawali ke DPD Golkar Kota Jogja
- Kereta Api Terlambat, Daops 6 Yogyakarta Minta Maaf
Advertisement
Advertisement