Advertisement

Lomba Burung Paku Alam Cup 5 Mengusung Isu Konservasi

Sekar Langit Nariswari
Senin, 08 Mei 2017 - 07:20 WIB
Nina Atmasari
Lomba Burung Paku Alam Cup 5 Mengusung Isu Konservasi Lomba Seni Suara Burung Berkicau Paku Alam Cup 5 dohadiri ribuan peserta dari Jawa, Bali, Sumatera, dan Kalimatan, Minggu (7/5 - 2017). (Foto istimewa)

Advertisement

Lomba Seni Suara Burung Berkicau Paku Alam Cup 5 mengusung isu konservasi di tengah maraknya penangkapan burung liar

 

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN-Lomba Seni Suara Burung Berkicau Paku Alam Cup 5 mengusung isu konservasi di tengah maraknya penangkapan burung liar. Acara ini sukses dihadiri oleh 2.150 peserta yang berasal dari Jawa, Bali, Sumatera, dan Kalimatan.

Acara yang rutin digelar ini semakin menarik masyarakat di tahun kelima pelaksanaannya. Tak hanya peserta, masyarakat umum juga turut menghadiri acara yang digelar di Taman Denggung, Sleman pada Minggu (7/5/2017) ini.

Acara yang digelar dengan kerjasama Kadipaten Pakualaman, Dinas Pariwisata DIY, dan Pelestari Burung Indonesia (PBI) itu melombakan beragam jenis burung seperti muray batu, kenari, dan cucak hijau.

Bagiya Rakhmadi, Ketua PBI pusat mengungkapkan kegiatan ini tak hanya sekedar menjadi perlombaan burung namun juga pelestari hewan bersayap ini. ”Kami ingin menjadi pelestari burung baik dengan penangkatan maupun dengan cara melepas liarkan burung-burung,” jelasnya.

Para peserta juga diingatkan untuk turut memelihara serta menjaga alam yang menjadi habitat hewan ini.

Peminat baru diberikan wawasan jika burung yang ditangkarkan memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi jika dilombakan dibandingkan burung hasil tangkapan liar. Meski demikian, pihak pelaksana masih melombakan beberapa jenis burung tangkapan liar sebagai permulaan upaya konservasi ini.

Sigit, panitia pelaksana mengatakan ada banyak anggapan jika peminat burung kerap berdampak akan kepunahan salah satu jenis burung. Padahal hal itu tidak bis dipastikan karena banyak pembangunan modern dan pengaruhnya pada lingkungan juga berpengaruh pada habitat burung-burung liar. “Padahal belum tentu karena ditangkap orang, ada aspek lainya,”ujar dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata DIY, Aris Rianto mengatakan jika dukungan yang dilakukan pihaknya terhadap acara ini sudah berlangsung beberapa tahun. Ia mengakui jika acara ini sangat berdampak pada kunjungan tamu luar daerah ke Jogja yang signifikan bagi pariwisata daerah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kuta Selatan Bali Diguncang Gempa Berkekuatan Magnitudo 5,0

News
| Jum'at, 26 April 2024, 21:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement