Advertisement
Gunungkidul Tambah 10 Desa Siaga Bencana

Advertisement
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Gunungkidul mewaspadai meningkatnya potensi bencana saat musim hujan
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL– Badan Penanggulangan Bencana Daerah Gunungkidul mewaspadai meningkatnya potensi bencana saat musim hujan. Untuk antisipasi, selain meminta masyarakat di zona rawan terus berhati-hati, juga berusaha dengan memperluas cakupan desa siaga bencana.
Advertisement
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Gunungkidul Sutaryono mengatakan, hingga sekarang sudah ada 40 desa siaga bencana. Dari jumlah tersebut, sepuluh desa di antaranya ditetapkan pada tahun ini.
“Memang belum semua wilayah ditetapkan sebagai desa siaga bencana, tapi BPBD akan terus memperluas jangkauan tersebut. Rencananya di tahun depan, kami akan menambah desa siaga bencana di 12 tempat,” kata Sutaryono kepada Harianjogja.com, Selasa (10/10/2017).
Menurut dia, keberadaan desa siaga bencana sangat penting. Salah satunya untuk mengantisipasi saat terjadi musibah. Pelatihan-pelatihan yang diberikan selama masa penetapan dapat memberikan manfaat kepada warga untuk penanganan selama terjadi musibah, sehingga potensi kerugian yang diderita dapat dikurangi.
“Jadi warga sudah tahu apa yang harus dilakukan saat terjadi bencana. Untuk itu, setiap tahunnya kami terus melakukan penambahan desa siaga bencana,” ujar Sutaryono.
Memasuki musim penghujan, dia pun berharap masyarakat untuk terus waspada potensi terjadinya bencana. “Kita tidak tahu kapan akan terjadi bencana, jadi untuk mengurangi risiko ini ada baiknya masyarakat terus waspada dan berhati-hati,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul Budhi Harjo menambahkan, dari sisi potensi terdapat beberapa bencana yang mungkin terjadi mulai dari banjir, tanah longsor hingga angin kencang. Untuk potensi angin kencang, lanjut Budhi, hampir terjadi merata di seluruh wilayah.
Sedang bahaya banjir patut diwaspadai di sepanjang alur Sungai Oya di wilayah Watusigar, Ngawen dan di sepanjang alur Sungai Besole di Kota Wonosari. “Kalau zona merah untuk longsor terdapat di tujuh kecamatan, mulai dari Purwosari, Patuk, Gedangsari, Nglipar, Ngawen, Semin dan Ponjong,” ujar Budhi.
Dia menambahkan, untuk antisipasi dilakukan dengan beberbagai cara, mulai dari pemasangan rambu peringatan di lokasi rawan hingga penetapan desa siaga bencana. Selain itu, sambung Budhi, khusus untuk bahaya angin kencang, masyarakat diminta memangkas ranting pohon di sekitar rumah yang telah rimbun. “Harapannya dengan pemangkasan ini potensi pohon ambruk dapat dikurangi,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Pemerintah Jamin Pembangunan Perumahan Sosial Tanpa Penggusuran
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Seorang Petani di Dlingo Bantul Meninggal Diduga Minum Pestisida
- Serapan APBD Perubahan Sleman Capai 58 Persen dari Rp3,388 Triliun
- SMA-SMK di Gunungkidul Siap Gelar Ujian TKA di Awal November
- Bupati Bantul Wajibkan ASN Jadi Anggota Kopdes Merah Putih
- Ini yang Dilakukan Pemkot Jogja Agar Bansos Tepat Sasaran
Advertisement
Advertisement