Advertisement
Tiga Hal Ini Katanya Bisa Bikin DIY Benar-benar Istimewa

Advertisement
Pembangunan infrastruktur tersebut jangan sampai membuat mereka yang sudah terpinggirkan menjadi semakin terpinggirkan
Harianjogja, JOGJA-Status istimewa yang disandang DIY, semestinya tidak hanya sekadar menjadi nama saja, melainkan bisa benar-benar mewujud dalam kehidupan sehari-hari, utamanya dalam hal urusan menyejahterakan masyarakat.
Advertisement
Mantan Direktur Institute for Development and Economics Analysis (IDEA) Jogja Wasingatu Zakiyah mengatakan, ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) DIY untuk menjadikan DIY sebagai provinsi yang benar-benar istimewa.
Pertama, kebijakan Pemda DIY yang cukup progresif melalui proyek-proyek ambisius macam New Yogyakarta International Airport (NYIA) dan Pelabuhan Tanjung Adikarto demi membuat Bumi Mataram berkelas internasional memang tak masalah untuk dikerjakan.
Hanya saja, menurut Zaki, pembangunan infrastruktur tersebut jangan sampai membuat mereka yang sudah terpinggirkan menjadi semakin terpinggirkan. “Kami masih menunggu, apakah di dalam NYIA nantinya mau memfasilitasi kelompok-kelompok itu ataukah kemudiaan malah menghadirkan usaha-usaha besar lagi yang dipasang dalam bandara,” ucap peneliti di Idea ini saat ditemui di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DIY, Sabtu (14/10/2017).
Kedua, sebaiknya proyek-proyek besar itu diberi nama yang sangat Jogja untuk semakin mengangkat status keistimewaan. Zaki mengatakan, nama memang hanya sekadar nama, tapi nama adalah identitas. Jika infrastruktur-infrastruktur megah yang dibangun menggunakan nama asing, maka jika dilihat dari kontes keistimewaan, kemudian menjadi tidak istimewa lagi.
Ia mengaku sangat heran kenapa pemerintah sangat susah memberi nama yang berkarakter Jogja. Hal tersebut, imbuhnya, sempat beberapa kali muncul ke permukaan untuk dibahas tapi hingga saat ini tidak ada realisasi yang berarti.
Hal ketiga yang mesti dilakukan Pemda DIY, ujar Zaki, adalah mengentaskan kemiskinan yang saat ini angkanya masih 13,1%. Ketika berbicara pengentasan kemiskinan, pemerintah tidak bisa hanya membuat program yang menyasar kelompok prasejahtera saja, tapi kelompok kelas menengah atas yang notabene menjadi penyebab tingginya angka rasio gini juga mesti dilibatkan.
Wakil Ketua DPRD DIY Rani Widayati juga berharap ke depan semua hal yang ada di DIY menjadi istimewa. Ia menyebut, kepala daerah yang tak perlu melalui proses pemilihan adalah keistimewaan tersendiri. “Masyarakat DIY sudah menyerahkan segalanya
dan merelakannya hak-haknya untuk memilih. Itu sudah istimewa sekali. Sekarang bagaimana caranya membuat segala aspek kehidupan menjadi istimewa, dari masyarakatnya, kehidupannya dan perekonomiannnya,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Polisi Tangkap Sejumlah Orang Mengaku Wartawan yang Memeras Warga
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Operasi Patuh Progo di Jogja Segera Dimulai, Ini Sasaran Pelanggaran yang Ditindak
- Baru Diluncurkan, Koperasi Desa Merah Putih Sinduadi Dapat Ratusan Pesanan Sembako
- DIY Bakal Bentuk Sekber Penyelenggara Haji-Umroh, Upayakan Direct Flight dari Jogja ke Makkah
- Sasar 2 Terminal di Gunungkidul, Kegiatan Jumat Bersih Jangan Hanya Seremonial Semata
- Dibuka Mulai 14 Juli, Sekolah Rakyat SMA di Bantul Tampung 200 Siswa dari Keluarga Miskin Ekstrem
Advertisement
Advertisement