Advertisement

Buffalo UGM Petakan Gunung Agung dari Udara

Sunartono
Sabtu, 21 Oktober 2017 - 23:20 WIB
Bhekti Suryani
Buffalo UGM Petakan Gunung Agung dari Udara

Advertisement

Drone milik UGM berhasil petakan Gunung Agung, Bali.

Harianjogja.com, SLEMAN -- Buffalo  FC-79 , drone milik tim Departemen Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada berhasil memetakan wilayah di sekitar lereng Gunung Agung Bali, Kamis (19/10/2017). Buffalo berhasil mendapatkan ratusan foto kawah yang akan menjadi referenai penting bagi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Advertisement

Ketua Tim Drone Departemen Teknik Geodesi, Ruli Andaru menjelaskan, Buffalo FX-79 diterbangkan pada Kamis (19/10) dari Jalan Raya Desa Kubu, berjarak 11 kilometer dari puncak Gunung Agung. Menurutnya, pemetaan daerah lereng mulai dilakukan pada ketinggian 700 meter dan berhasil memetakan seluas 1.000 hektare, mencakup Kawasan Rawan Bencana (KRB) I dan KRB II.

Akan tetapi angin menjadi kendala utama dalam pemetaan hingga pesawat mengalami turbulensi. Pada percobaan ke-empat, Buffalo  berhasil mencapai titik tertinggi. Mampu terbang sampai ketinggian 4.000 meter dari total ketinggian Gunung Agung yang mencapai 3.142 meter di atas permukaan laut.  "Hasil ini melampui drone dari tim Koax Flyer Jakarta yang sebelumnya hanya mampu mencapai ketinggian 1.400 meter," terangnya dalam rilis kepada Harian Jogja, Jumat (20/10/2017)

Ia menambahkan, pada ketinggian 4.000 meter, Buffalo FX-79 melakukan pemotretan kawah Gunung Agung selebar 3,5 x 5 kilometer, sekitar 400 gambar berhasil didapatkan. Gambar itu termasuk kondisi visual kawah saat itu, sehingga tampak ada tidaknya retakan kawah, material kawah, hingga cairan yang terdapat di kawah. Hasil gambar itu akan diolah dengan metode fotogrametri guna menghasilkan mozaik foto dan Digital Terrain Models (DTM).

Mozaik foto dan DTM, kata dia, akan diberikan kepada BNPB sebagai referensi melakukan tindakan mitigasi bencana. Hasil pemotretan itu sangat dibutuhkan terutama untuk membantu model pemetaan aliran lahar jika terjadi erupsi Gunung Agung.

"Kedepan, kami akan melakukan pemetaan berbasis video. Karena dengan video akan didapatkan hasil pemetaan yang berbeda. Cakupan lebih lebar dan dapat mengetahui interaksi atau aktivitas yang terjadi di sekitar kawah, seperti mengetahui arah asap," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

2 Jam Diperiksa Dewas KPK, Firli Pilih Bungkam di Depan Wartawan

News
| Selasa, 05 Desember 2023, 16:47 WIB

Advertisement

alt

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya

Wisata
| Jum'at, 01 Desember 2023, 19:12 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement