Advertisement
Rekayasa Lalu Lintas Tak Mampu Bendung Kemacetan Menuju Sekaten Jogja

Advertisement
Rekayasa lalu lintas yang sudah berjalan memang tidak bisa mengatasi lonjakan pengunjung.
Harianjogja.com, JOGJA- Pada akhir pekan, arus satu arah dari Nol Kilometer menuju lokasi pasar malam Sekaten di Alun-Alun Utara (Altar) hingga keluar ke Jl. Ibu Ruswo atau Jl Kauman tersendat.
Advertisement
Baca juga : http://m.harianjogja.com/?p=868427">Tarif Parkir Sekaten Jogja Rp5.000
Camat Gondokusuman Agus Arif, mengakui bahwa rekayasa lalu lintas yang sudah berjalan memang tidak bisa mengatasi lonjakan pengunjung. Menurutnya PMPS yang hanya berlangsung setahun sekali ini mengalami lonjakan pengunjung setiap akhir pekan.
“Ya itu tadi karena banyak banget itu [macet]. Malam Minggu, sehabis hujan, anak-anak tidak sedang ujian di sekolah, itu cocok banget buat berkunjung di Sekaten,” jelasnya melalui telepon pada Minggu (12/11/2017).
Adapun Arif mengatakan bahwa kepadatan kendaraan sudah terlihat sejak Sabtu (11/11/2017) pukul 19.00 WIB. Menurutnya selama empat jam berikutnya, masyarakat terus berdatangan. Kemacetan diperparah dengan sedikitnya pengunjung yang keluar.
“Mulai setengah dua belas baru terurai, itu animo masyarakat tidak mungkin juga menetapkan kuota pengunjung,” ujarnya.
Kendati mengalami kemacetan selama empat jam, Agus memproyeksi bahwa kemacetan Sabtu kemarin bukan puncak kemacetan PMPS. Adapun menurutnya puncak kemacetan terjadi saat orang ingin menyaksikan gamelan yang sudah ditabuh di PMPS.
“Nah itu, pakai mobil bahkan truk pada datang dari Wonosari, Wonogiri, lain-lain,” ujarnya.
Sebagai pasar rakyat Agus mengatakan, memang beginilah keadaan pesta rakyat tersebut. Namun dirinya menampik jika masyarakat tumpah menjadi satu dalam perayaan Sekaten. Agus berharap masyarakat dapat mengerti tentang penutupan jalan masuk sementara dan pengalihan jalan Ibu Ruswo dan Kauman.
“Sekitar 100 orang lebih dari Polisi, TNI, Relawan, Karang Taruna Gondokusuman untuk memberikan pelayanan Sekaten yang nyaman dan aman,” ujarnya.
Dirinya berharap PMPS sebagai pesta rakyat tidak hanya dipikirkan oleh Pemkot Jogja saja, tetapi masyarakat yang datang merasa memiliki Sekaten juga.
Hal itu berlaku dengan permasalahan sampah, sehingga masyarakat mengerti bahwa sampah menjadi kewajiban bersama.
“Kami mengupayakan semua terpenuhi, meskipun ketika sudah full mohon pengertiannya, Sekaten kan milik kita, kalau petugas menyarankan jangan masuk dulu [kendaraan karena tempat parkir sudah penuh], jangan memaksakan, begitu juga dengan sampah, buanglah ditempatnya itu karena tujuannya bukan membatasi, ” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Kerugian Negara Akibat Kasus yang Menjerat Tom Lembong Rp194 Miliar
Advertisement

Taman Kyai Langgeng Magelang Kini Sediakan Wisata Jeep untuk Berpetualang
Advertisement
Berita Populer
- Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting di Gunungkidul, Warga Diberikan Bantuan Indukan Ayam Petelur
- Jalur dan Titik Keberangkatan Trans Jogja Melewati Kampus, Sekolah, Rumah Sakit, dan Malioboro
- Ubur-ubur Sudah Bermunculan di Sejumlah Pantai Kulonprogo, Wisatawan Diminta Waspada
- Disnakertrans Bantul Alokasikan Anggaran JKK dan JKM untuk Masyarakat Miskin Esktrem
- Sekolah Rakyat di DIY Masih Kekurangan Guru, DPRD Nilai Terlalu Terburu-Buru
Advertisement
Advertisement