Advertisement

Sutedjo Minta Warga Jangan Boros Belanja Sayuran

Rima Sekarani
Senin, 20 November 2017 - 19:55 WIB
Nina Atmasari
Sutedjo Minta Warga Jangan Boros Belanja Sayuran

Advertisement

Wakil Bupati Kulonprogo, Sutedjo mencanangkan Gerakan Kulonprogo TOP di Kebun Bibit Desa (KBD) Kelompok Wanita Tani (KWT) Sendang Rezeki, Dusun Sendang, Desa Karangsari, Kecamatan Pengasih

 

Advertisement

 

 
Harianjogja.com, KULONPROGO- Gerakan Kulonprogo TOP dicanangkan di Kebun Bibit Desa (KBD) Kelompok Wanita Tani (KWT) Sendang Rezeki, Dusun Sendang, Desa Karangsari, Kecamatan Pengasih, Kulonprogo, Senin (20/11/2017). Gerakan itu diharapkan meningkatkan ketahanan pangan daerah.

Wakil Bupati Kulonprogo, Sutedjo mengatakan, Kulonprogo TOP berasal dari singkatan dari tiga kata dalam bahasa Jawa, yaitu telaten, open, dan panen.

“Telaten bercocok tanam dan merawat atau open dalam memanfaatkan pekarangan. Dengan semangat telaten dan open, diharapkan masyarakat dapat panen atau memperoleh hasil,” ujar Sutedjo.

Sutedjo mengaku prihatin dengan masih rendahnya ketahanan pangan. Pemerintah masih perlu banyak mengimpor berbagai bahan pangan dari luar negeri meskipun menyandang predikat negara agraris.

Optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan melalui Kulonprogo TOP diharapkan mendukung kemandirian pangan daerah sehingga menjadi kontribusi positif bagi upaya mencapai kedaulatan pangan.

Masyarakat diimbau menggunakan pekarangannya untuk membudidayakan berbagai tanaman pangan. Menurut Sutedjo, masyarakat bakal bisa lebih berhemat dengan tidak harus selalu belanja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari karena sudah tersedia di halaman rumah sendiri.

“Kita maksimalkan pekarangan sehingga tidak ada sejengkal pun menganggur. Jika sayur saja beli, bagaimana bisa membangun kemandirian pangan?” kata dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulonprogo, Bambang Tri Budi Harsono mengungkapkan, belum semua masyarakat secara sadar mengelola pekarangan masing-masing secara optimal. Padahal lahan tersebut berpotensi menjadi lokasi penghasil bahan pangan, setidaknya mencukupi kebutuhan gizi keluarga. Hasilnya juga bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan keluarga apabila dikelola secara tepat.

“Kami sebenarnya telah menganjurkan untuk memanfaatkan setiap jengkal tanah, termasuk lahan tidur, galengan, maupun tanah kosong yang tidak produktif untuk penyediaan pangan masyarakat," ucap Bambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

IPW Desak Polda Menunda Proses Hukum Kasus Aiman

News
| Jum'at, 01 Desember 2023, 08:47 WIB

Advertisement

alt

BOB Golf Tournament 2023 Jadi Wisata Olahraga Terbaru di DIY

Wisata
| Minggu, 26 November 2023, 23:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement