Advertisement
Guru Tidak Tetap Bantul Khawatir Bernasib Sama dengan PHL yang Dipecat

Advertisement
GTT/PTT minta Diangkat Honorer
Harianjogja.com, BANTUL--Tuntutan agar diangkat sebagai honorer yang digaji oleh Pemkab Bantul mencuat dalam audiensi guru tidak tetap dan pegawai tidak tetap (GTT/PTT) di lingkungan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) bersama DPRD Bantul, Senin (22/1/2018). Tuntutan itu muncul karena khawatir akan nasib mereka yang rentan dihentikan kontraknya seperti pada 346 Pekerja Harian Lepas (PHL) yang baru-baru ini dipecat Pemkab Bantul.
Advertisement
Koordinator GTT/PTT Bantul, Sudarman menuturkan surat keputusan (SK) pengangkatan seluruh GTT/PTT selama ini diteken oleh kepala sekolah atau komite sekolah. SK pengangkatan model ini menurutnya membuat para GTT/PTT khawatir. Sebab, kontrak kerja GTT/PTT dapat tidak diperpanjang sewaktu-waktu, sesuai kehendak pihak sekolah. Bahkan menurut Sudarman, GTT/PTT bisa saja tidak diberikan pekerjaan oleh kepala sekolah atau komite sekolah.
Oleh sebab itu, mereka meminta SK pengangkatan GTT/PTT SD dan SMP diteken bupati Bantul. Selain nasib mereka jauh lebih aman, pendapatan mereka juga bisa sesuai Upah Minimum Kabupaten (UMK). “Karena gajinya langsung dari APBD. Bukan dari sekolah lagi,” ujarnya, Senin.
Pasalnya, Sudarman menyebut pendapatan GTT/PTT di lingkungan SD dan SMP jauh berbeda dengan SMA/SMK. GTT yang mengajar di SMAN 3 Bantul ini mengakui pendapatan GTT/PTT di lingkungan SMA/SMK jauh lebih lumayan, sekitar Rp1,5 juta per bulan. Pasalnya SK pengangkatan mereka diteken langsung oleh gubernur DIY. Sementara, GTT/PTT di lingkungan SD dan SMP yang pendapatannya bersumber dari sekolah dan tidak seberapa jumlahnya.
Sudarman mencontohkan gaji GTT/PTT SD. Pendapatan yang bersumber dari sekolah ini hanya Rp250 ribu per bulan, ditambah insentif dari Pemkab Rp600 ribu, GTT/PTT SD total hanya mengantongi Rp850 ribu per bulan. “Tiap sekolah beda tergantung kemampuan keuangannya. Tapi maksimal tetap di kisaran Rp800.000-an,” ucapnya.
Salah satu PTT SD, Panggih Widada menyatakan hal senada. Ia yang bekerja SD Sendangsari, Pajangan ini beralasan permintaan peningkatan kesejahteraan ini bukan karena faktor materi belaka. Tetapi sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi mereka. Sebab menurutnya tidak sedikit GTT/PTT yang telah mengabdi selama belasan tahun. “Selain itu, pekerjaan yang kami kerjakan juga banyak. Menumpuk,” katanya. Panggih yang menjadi PTT sejak 1998 ini mengaku SK pengangkatannya memang sebagai pesuruh. Tapi sehari-hari ia juga bertugas sebagai penjaga malam, guru karawitan, hingga pembimbing pramuka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Ini Alasan Pemkab Belum Menghapus Dua OPD di Gunungkidul
- Aksi Demo Selesai, Layanan SPKT dan SKCK Polda DIY Kembali Dibuka
- Keluarga Korban Nelayan yang Tenggelam di Bantul Terima Santunan BPJamsostek
- Satpol PP Kota Jogja Dorong Pengolahan Sampah Organik di Kampung Panca Tertib
- Bentor Tertabrak Avanza di Jalan Parangtritis, Pengemudi Meninggal Dunia
Advertisement
Advertisement