Advertisement
Wisudawan Diwanti-wanti Jangan Meniru Kebohongan Dwi Hartanto
Advertisement
Kebohongan yang dilakukan Dwi Hartanto terus dikenang sebagai perilaku buruk oleh para akademisi di tanah air
Harianjogja.com, JOGJA - Kebohongan yang dilakukan Dwi Hartanto terus dikenang sebagai perilaku buruk oleh para akademisi di tanah air. Koordinator Kopertis Wilayah V DIY Bambang Supriyadi meminta kepada para intelektual muda agar tidak menggunakan cara tak beretika dalam meniti karir.
Advertisement
Pernyataan itu disampaikan di hadapan ratusan peserta wisuda di Auditorium Abdul Kahar Mudzakkir Universitas Islam Indonesia (UII), Sabtu (27/1/2018).
Sebelumnya tanah air digemparkan dengan terungkapnya kebohongan publik yang dilakukan Dwi Hartanto mahasiswa asal Indonesia yang menempuh studi doktor di Technische Universiteit Delft Belanda.
Bambang Supriyadi menjadikan tindakan Dwi Hartanto tersebut tidak patut ditiru. Ia berpesan kepada para peserta wisuda UII agar tidak melakukan tindakan seperti yang dilakukan Dwi Hartanto.
"Bahkan dia belum associate profesor tetapi mengaku sudah. Kenapa dulu sekolah di Belanda, tidak jadi diterima di UGM. Karena memalsukan tanda tangan. Lalu dianggap orang hebat, orang jos, tidak tahunya adalah kebohongan, ini tidak boleh dicontoh," ungkap Bambang, Sabtu (27/1/2018).
Bambang mengingatkan kepada semua pihak, bahwa saat ini memasuki zaman revolusi industri keempat. Kenyataan itu tidak bisa dipungkiri, kemajuan teknologi akan selalu terjadi ke depan, mulai dari bercocok tanam menggunakan robot hingga kemungkinan terjadinya pergeseran metode perkuliahan dari bertatap muka menjadi secara online.
"Di Indonesia pendidikan tidak hanya sekedar memintarkan orang. Perguruan tinggi harus berprinsip bahwa pendidikan memanusikan manusia. Tidak hanya mendidik dari sisi ilmu kemampuan tetapi harus menjadi manusia yang baik, jujur," tegasnya.
Alumnus UII Dodik Setiawan Nur Heriyanto dalam kesempatan itu mengatakan pentingnya mengambil hikmah dari kegagalan dengan tanpa menyerah. Ia mencontohkan Mark Zuckenberg pernah mengalami kegagalan besar saat dinyatakan drop out dari Harvard University.
Namun kegagalan itu tidak menghalanginya untuk berkarir hingga sukses mendirikan sosial media, Facebook. Bahkan saat berpidato di hadapan peserta wisuda di Harvard University 2017, Mark menyampaikan bahwa di dunia yang perubahannya serba cepat ini, satu-satunya strategi yang dijamin gagal adalah tidak mengambil resiko.
"Karena itu kesuksesan terbesar datang karena adanya kebebasan untuk mengalami kegagalan," ungkap Dosen FH UII yang menjadi pakar hukum internasional dan Uni Eropa ini.
Dalam wisuda periode ketiga tahun akademik 2017/2018 ini, UII meluluskan 702 intelektual muda, terdiri atas 598 program sarjana, sembilan orang D3, 94 orang S2 dan satu orang dari program doktor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Kerugian Negara Akibat Kasus yang Menjerat Tom Lembong Rp194 Miliar
Advertisement

Taman Kyai Langgeng Magelang Kini Sediakan Wisata Jeep untuk Berpetualang
Advertisement
Berita Populer
- Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting di Gunungkidul, Warga Diberikan Bantuan Indukan Ayam Petelur
- Jalur dan Titik Keberangkatan Trans Jogja Melewati Kampus, Sekolah, Rumah Sakit, dan Malioboro
- Ubur-ubur Sudah Bermunculan di Sejumlah Pantai Kulonprogo, Wisatawan Diminta Waspada
- Disnakertrans Bantul Alokasikan Anggaran JKK dan JKM untuk Masyarakat Miskin Esktrem
- Sekolah Rakyat di DIY Masih Kekurangan Guru, DPRD Nilai Terlalu Terburu-Buru
Advertisement
Advertisement