Advertisement
Pemerintah Daerah Mestinya Kreatif Manfaatkan Dana di Luar APBN dan APBD

Advertisement
Pemerintah daerah selama ini dinilai hanya berlaku administratif
Harianjogja.com, JOGJA--Pemerintah daerah selama ini dinilai hanya berlaku administratif, dengan hanya mengandalkan dana pusat, tanpa ada upaya untuk melakukan pinjaman untuk mengakselerasi pembangunan. Bahkan, dana yang diberikan pusat kadang tidak habis.
Advertisement
“Sebagian pemda pada administrasif, dapat dana dari pusat, itupun tidak habis. Boro boro melakukan upaya pinjaman, padahal pinjaman adalah upaya akselerasi,” kata Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo saat memberi sambutan di Musrenbang Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DIY 2017-2022 di Grand Inna Malioboro, Rabu (31/1/2018).
Ia mengatakan, telah menciptakan instrument obligasi daerah, tapi hingga saat ini hal tersebut belum pernah digunakan oleh pemda. “Belum ada pecah telur. Belum ada pemda yang mengakselerasi melalui obligasi daerah.”
Lebih lanjut Mardiasmo menerangkan, pemda perlu merubah paradigma. Ia mengatakan untuk membuat program dan pembangunan lebih efektif, tidak bisa hanya mengandalkan APBN dan APBD. Sebab APBN hanya sebagai pemacu.
Ia menyatakan untuk mencapai kemajuan, tidak bisa hanya mengandalkan input APBN dan APBD, tapi harus ada output dan impact. Mardiasmo mengungkapkan ada mekanisme Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dan CSR BUMN.
“Saya ingin membuka pemikiraan bersama, ini saatnya kolaborasi dan sinergi. Tidak cukup hanya bekerja. Semua memang sudah bekerja, tapi belum bekerja sama. Sama-sama bekerja tapi belum memikirkan kerja sama,” jelasnya.
Sementara itu, Gubernur DIY Sri Sultan HB X menyatakan, dana APBN yang masuk ke daerah terbatas pada Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Bagi Hasil (DBH) dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Ia menyatakan dana paling banyak memang berasal dari APBD.
“Uang yang sedikit itu harus sharing dengan kabupaten dan kota, karena kalau APBD seluruh Pemda DIY dan Kabupaten/kota digabung, kemungkinan besarannya tidak lebih dari Rp17 triliun. Sinergitas harus dilakukan, supaya tidak double,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- 1,3 Juta Liter Air Didistribusikan BPBD Bantul ke Wilayah Kekeringan
- Terdakwa Kecelakaan yang Menewaskan Mahasiswa UGM Dituntut 2 Tahun
- Dorong Talenta Digital Lokal, PwC Consulting Dibuka di GIK UGM
- 328.700 Warga DIY Akan Dapat Bansos Beras, Ini Jadwal Penyalurannya
- Sultan Sebut Pengolahan Sampah di ITF Bawuran Belum Maksimal
Advertisement
Advertisement