Advertisement
Buya Syafii Minta Sultan Tiru HB IX
Advertisement
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif atau Buya Syafii menyebut Gubernur DIY Sri Sultan HB X harus terjun lebih sering ke masyarakat
Harianjogja.com, JOGJA--Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif atau Buya Syafii menyebut Gubernur DIY Sri Sultan HB X harus terjun lebih sering ke masyarakat dan meningkatkan koordinasi dengan aparat berwenang demi mencegah terjadinya kembali peristiwa intoleran.
Advertisement
Baca juga : http://m.harianjogja.com/?p=895389">Buya Syafii: Penganut Radikalisme adalah Kaum Putus Asa yang Patut Dikasihani
"Sultan harus turun ke masyarakat seperti semboyan ayahnya. Beliau juga mesti proaktif, agar Jogja yang berstatus City Of Tolerans tidak terganggu oleh tindakan-tindakan yang merusak," ucap Buya di Grha Suara Muhammadiyah, Jalan KH Ahmad Dahlan, Sabtu (17/2/2018).
Kasus intoleransi terbaru yang menimpa Bumi Mataram terjadi pada pekan lalu, saat seorang pemuda bernama Suliyono menyerang Gereja St Lidwina, Bedog, Sleman secara membabi buta. Sebelum peristiwa itu juga sempat terjadi pembubaran bakti sosial di Bantul. Bakti sosial diselenggarakan oleh gereja setempat dan dibubarkan karena dianggap sebagai kristenisasi.
Atas berbagai peristiwa yang ada, Jogja pun dituduh tak lagi berhati nyaman. Dari Indeks Kota Toleran 2017 yang di rilis Setara Institute beberapa waktu silam, Jogja juga mendapat predikat sebagai peringkat keenam kota paling tidak toleran se-Indonesia.
Namun meski demikian, Buya meyebut Jogja belumlah separah itu. Menurutnya, sebelum mengambil kesimpulan, harus dibuat studi baru. Bukan sebagai tandingan, tapi pelengkap studi yang sudah ada. "Kalau hasilnya ternyata tidak beda jauh, itu harus jadi lampu kuning."
Sementara itu, Koordinator Gerakan Masyarakat Melawan Intoleransi (Gemayomi) Profesor Mukhtasar Syamsuddin mengatakan akan terus mendukung upaya Buya Syafii dalam menjaga kebhinekaan. Gemayomi, ucapnya, akan terus berjuang bersama untuk menjadikan keberagaman sebagai rahmat dalam pembangunan, bukan sebaliknya sebagai pemecah belah.
Gemayomi menyebut dirinya sebagai gerakan masyarakat yang bertekad mempertahankan masyarakat Jogja yang toleran demi keberlanjutan NKRI yng berlandaskan Pancasila. Gerakan ini awalnya terdiri dari 32 elemen masyarakat dan terus bertambah sejak didirikan pada 11 Februari 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Seorang Polisi Berkendara dalam Kondisi Mabuk hingga Tabrak Pagar, Kompolnas: Memalukan!
Advertisement
Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Terbaru KRL Jogja Solo, Lengkap dari Staisun Tugu hingga Palur, Jumat 19 April 2024
- Jadwal Baru KRL Solo Jogja Berangkat dari Stasiun Palur, Jumat 19 April 2024
- Jadwal KA Prameks Kutoarjo Jogja, Jumat 19 April 2024
- Libur Lebaran Usai, Berikut Jadwal dan Tarif Terbaru Bus Damri dari Jogja ke Bandara YIA
- Top 7 News Harianjogja.com Jumat 19 April 2024, Timnas Indonesia Kalahkan Australia, Bus Terbakar di Gamping
Advertisement
Advertisement