Advertisement

Indonesia Tuan Rumah Simposium Internasional Padi Hibrida 2018

I Ketut Sawitra Mustika
Selasa, 27 Februari 2018 - 19:20 WIB
Nina Atmasari
Indonesia Tuan Rumah Simposium Internasional Padi Hibrida 2018

Advertisement

Simposium Internasional Padi Hibrida 2018 dengan tema Ketahanan Pangan Melalui Pemanfaatan Padi Hibrida di Tengah Kondisi Perubahan Iklim dibuka secara resmi

Harianjogja.com, JOGJA--Simposium Internasional Padi Hibrida 2018 dengan tema Ketahanan Pangan Melalui Pemanfaatan Padi Hibrida di Tengah Kondisi Perubahan Iklim dibuka secara resmi pada Selasa di Alana Hotel and Convention Center, (27/2/2018).

Advertisement

Acara ini diselenggarakan oleh The International Rice Research Institute (IRRI) serta Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian (Balitbangtan) guna mempertemukan para stakeholder utama dalam merumuskan solusi terhadap tantangan adopsi hibrida di Asia Tenggara di tengah ancaman perubahan iklim global.

Diskusi utama Simposium Internasional Padi Hibrida 2018 berkisar pada topik mengenai genetika dan pemuliaan padi hibrida, produksi benih, aplikasi teknologi baru, pengelolaan tanaman dan sumber daya, analisa sosial ekonomi dan lain-lain. Acara ini sendiri akan berlangsung selama tiga hari.

Deputi Direktur Jenderal IRRI Bruce Tolentino mengatakan, Simposium Internasional Padi Hibrida 2018 sengaja dilakukan di Indonesia, sebab negara ini dianggap memiliki kelembagaan yang baik untuk sistem produksi benih, Infrastruktur, jumlah peneliti yang memadai dan pemulia padi hibrida yang solid.

"Kegiatan ini menjadi momen yang ideal untuk mendukung upaya penelitian dan pengembangan padi hibrida," ucapnya di sela-sela acara.

Kepala Balitbangtan Muhammad Syakir berharap simposium ini jadi peluang untuk mengedukasi pemain publik dan swasta Indonesia mengenai prospek investasi teknologi padi hibrida.

Hal ini penting mengingat visi pemerintah untuk meningkatkan produksi padi dalam negeri, serta membuka peluang ekspor untuk memperoleh kembali dan bahkan mendukung swasembada beras.

"Ada peluang bagi sektor pemerintah dan swasta Indonesia untuk bermitra dengan lembaga penelitian untuk mencapai solusi yang dapat diterima oleh semua pihak. Peluang ini sangat ditanamkan dalam simposium ini dan kami mendorong lebih banyak partisipasi dari pemangku kepentingan," ucapnya.

Dalam kesempatan itu, ia juga meyebut varietas padi di Indonesia harus dibuat tahan menghadapi perubahan iklim. Ia mengatakan pihaknya sudah melahirkan bibit yang disebut amfibi, yang bisa bertahan selama dua pekan meski sudah tenggelam dan tangguh menghadapi kekeringan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

KPK Bidik Dugaan Penggelembungan Harga APD Covid-19

News
| Sabtu, 20 April 2024, 14:17 WIB

Advertisement

alt

Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Jum'at, 19 April 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement