Advertisement
Sultan Keluhkan Harga Tanah Kulonprogo yang Gila-Gilaan
Advertisement
Sultan minta pemkab rem harga tanah.
Harianjogja.com, KULONPROGO--Gubernur DIY Sri Sultan HB X meminta Pemerintah Kabupaten Kulonprogo menjaga stabilitas harga tanah di wilayah itu supaya tidak menghambat masuknya investasi.
Advertisement
Sultan mengaku mendapat keluhan dari investor yang akan membangun hotel yang jaraknya 1,2 kilometer dari kawasan bandara. Menurut pengakuan investor itu kepada Sultan, harga tanah sudah mencapai Rp5 juta per meter persegi. Begitu juga di kawasan bandara lainnya, harga tanah bisa mencapai Rp3 juta per meter persegi.
"Bagaimana eksekutif dan legislatif harus bersikap sama dengan adanya bandara, dan bisa menjaga harga tanah," kata Sultan dalam acara pembukaan Taman Budaya Kulonprogo, Senin (12/3/2018). Hal yang menjadi pertanyaan Sultan, pihak yang menjual tanah sebesar Rp5 juta itu warga langsung atau makelar tanah. Pasalnya, hal tersebut tidak menguntungkan bagi pemkab, ataupun investor. Kalau harga tanah mahal, tidak akan menguntungkan bagi investasi.
"Kami takut tidak menguntungkan. Kami berharap adanya bandara di Kulonprogo, tanahnya tidak dikuasai calo tanah," ucap Sultan.
Ia mencontohkan tanah yang dikuasai calo tanah, seperti di Sleman dan Bantul, dari satu hektare, dibeli calo tanah dengan sistem uang muda dan dikuasai paling tengah sehingga akan mengganggu pembebasan tanah.
"Pola-pola seperti ini sudah kami kenali. Saat Pemkot Jogja akan membangun, satu bidang tanah yang tidak mau dibebaskan. Kami sarankan supaya dibentengi saja karena yang bersangkutan tidak mau kompromi, kami juga tidak mau kompromi," katanya.
Lebih lanjut, Sultan mencontohkan pembebasan lahan yang mendapat penolakan warga, yakni pembangunan Jembatan Layang Jombor. Harga tanah berdasarkan penilaian tim, berkisar Rp4,5 juta per meter persegi, tapi pemilik tanah minta Rp10 juta per meter persegi.
Kalau pemkab menyetujui pembayaran Rp10 juta per meter persegi, harga tanah di Sleman akan berubah. Saat itu, pembangunan jembatan layang terus berjalan, tapi pada akhirnya pemilik lahan melepaskan tanahnya.
"Kalau tidak pemkab, siapa lagi yang mau beli tanah yang tidak menguntungkan," katanya.
Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo mengatakan naiknya harga tanah di Kulonprogo disebabkan tingginya harga tanah untuk pembangunan proyek bandara. Lahan bandara berkisar Rp800.000 per meter persegi. "Kami tidak bisa intervensi harga tanah, karena peraturannya sulit," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Viral Pengamen Rusak Bus Primajasa, 1 Pelaku Diringkus dan 1 Orang Buron
Advertisement

Amerika Serikat Keluarkan Peringatan Perjalanan untuk Warganya ke Indonesia, Hati-Hati Terorisme dan Bencana Alam
Advertisement
Berita Populer
- Indeks Literasi dan Inklusi Keuangan Indonesia 2025 Meningkat
- Pospit Pakem Kini Jadi Rumah Kedua Penggemar Olahraga Sepeda di Jogja
- Bangun Semangat Toleransi, Dialog Mahasiswa Antaragama Digelar Libatkan 7 Kampus
- Wamen PU Diana: Pembangunan Pasar Terban Jogja Selesai September 2025
- Angkat Konsep TerraDam, Mahasiswa UGM Raih Juara 2 Kompetisi Riset Aktuaria Internasional 2025
Advertisement