Advertisement
Warga Jambusari Bebas dari Cemas Berkat Arisan Pemanen Hujan
Advertisement
Warga memperlakukan hujan sebagai barang berharga yang layak dijadikan arisan
Harianjogja.com, SLEMAN-Warga Perumahan Jambusari, Wedomartani, Ngemplak, Sleman, mengadakan arisan air hujan untuk mengantisipasi krisis air. Manfaatnya banyak. Peserta arisan tak pernah waswas kekurangan air.
Advertisement
Perumahan Jambusari, Wedomartani, Ngemplak, Sleman, berada di kawasan padat penduduk, tidak jauh dari Embung Tambakboyo. Air di kawasan ini cukup berlimpah, penduduknya tidak pernah dilanda kekeringan. Karunia ini tak membuat warga perumahan lupa diri. Mereka memperlakukan hujan sebagai barang berharga yang layak dijadikan arisan.
Ide tersebut digagas oleh ahli hidrologi dari UGM Agus Maryono sekitar satu setengah tahun lalu. “Saat itu kami mengikuti pengajian di masjid, ceramahnya tentang hujan dan lingkungan. Kumpul-kumpul di serambi masjid kemudian terbesit untuk memanfaatkan air hujan,” kata dia kepada Harianjogja.com, Rabu (21/3/2018).
Warga kemudian berinisiatif membuat instalasi penadah air hujan untuk masjid tersebut. “Kemudian dibuatlah arisan air. Pertama yang ikut 10 orang,” kata dia.
Arisan itu kemudian dipercayakan kepada Martha Haenry. Tidak hanya sebagai pemerakarsa, Haenry juga dipercaya sebagai pengelola, pemborong, dan bahkan pemasang instalasi penadah air hujan yang dirancang Agus. “Sekarang sudah berjalan dua putaran selama 10 bulan,” ujar Haenry di rumahnya.
Setiap bulan, 10 peserta ditarik iuran Rp200.000. Uang arisan Rp2 juta kemudian dipakai untuk membeli bak dan bahan instalasi penadah air hujan. Pemasangan instalasi tidak terlalu rumit. “Syaratnya rumah itu ada talangnya. Kalau enggak ada ya dibuat dahulu talangnya,” kata dia.
Mengumpulkan air hujan juga cukup sederha. Air hujan dialirkan menggunakan pipa. Sebelum masuk ke bak penampung, air lebih dahulu disaring menggunakan debu dan daun. Saringan debu secara mekanis berkerja pada saat hujan pertama kali turun. Air hujan masuk ke dalam pipa khusus yang dilengkapi dengan pelampung.
“Air hujan biasanya kotor sehingga harus disaring. Pelampung dalam pipa kemudian akan naik menutup jalur pembuangan untuk proses penyaringan daun sebelum air hujan masuk dalam bak,” ucap Haenry.
Dengan dua kali proses penyaringan, air hujan yang masuk ke dalam bak tampung bakal jernih. Jika bak sudah penuh dan air meluber, luapannya dimasukkan ke dalam sumur resapan. “Dengan demikian, air hujan tidak banyak terbuang dan dapat dimanfaatkan,” kata Haenry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Garuda Selangkah Lagi Menuju Paris, Ini Fakta tentang Olimpiade Melbourne 1956
- Satu Kemenangan Lagi menuju Olimpiade Paris, STY: Percayai Saya, Ikuti Saya!
- Koalisi Berkah Pecah, Hari Wuryanto Bakal Maju sebagai Calon Bupati Madiun 2024
- Garuda Muda Wajib Waspada, 3 Pemain Uzbekistan Bermain di Prancis dan Rusia
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Lengkap KRL Jogja Solo dan KRL Solo Jogja Hari Ini, Jumat 26 April 2024
- Jadwal KA Prameks Jogja-Kutoarjo, Jumat 26 April 2024
- Rute, Tarif dan Jalur Bus Trans Jogja, Yuk Cek di Sini
- Jadwal Pemadaman Jaringan Listrik di Kota Jogja Hari Ini, Cek Lokasi Terdampak di Sini
- Jadwal Bus Damri Hari Ini, Cek Lokasi dan Tarifnya di Jogja
Advertisement
Advertisement