Advertisement

Kosmetik Minyak Kelapa Dosen UGM Bakal Menembus Pasar Dunia

Salsabila Annisa Azmi
Sabtu, 28 April 2018 - 06:50 WIB
Bhekti Suryani
Kosmetik Minyak Kelapa Dosen UGM Bakal Menembus Pasar Dunia Ani Setyopratiwi dengan produk inovasinya berupa aneka minyak berkhasiat dan skincare VCO, Jumat(27/4/2018). - Harian Jogja/Salsabila Annisa Azmi

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA- Dosen FMIPA UGM berhasil membuat ekstra virgin coconut oil (VCO) tanpa kandungan asam lemak bebas dan tidak tengik.

Minyak VCO tersebut dibuat dengan metode spontan tanpa pemanasan, dan diturunkan ke produk-produk perawatan kulit.

Advertisement

Kini produk tersebut sebentar lagi menembus pasar Internasional.

Dosen FMIPA UGM Ani Setyopratiwi mengatakan keberhasilan dalam membuat ekstrak VCO tidak lepas dari penelitian yang dilakukan sejak 28 tahun lalu.

Ani menceritakan saat dia diterima menjadi dosen pada 1989 tengah marak penelitian pembuatan minyak kelapa tanpa pemanasan, dia pun terjun ke dalam riset itu dan menekuninya hingga kini.

“Saya akhirnya bisa menemukan metode pembuatan ekstrak VCO spontan di tahun 2004 dan sampai sekarang produk terus berkembang,” kata Ani, Jumat (27/4/2018).

Ani mengatakan saat ini dia tetap mempertahankan agar mereknya dia pasarkan dan produksi sendiri di pabriknya yang terletak di Godean. Dia percaya bahwa untuk mempertahankan bisnis VCO yang saat ini lesu, dia harus membuat varian produk lain. Saat ini dia telah berinovasi dengan VCO dalam produk skincare dan minyak penghilang rasa letih.

“Kalau sudah begitu, aman. Saya percaya tanpa menjual ke pihak lain bisnis tetap jalan,” kata Ani.

Beberapa produk turunan yang saat ini diincar banyak investor adalah krim malam wajah, krim penghilang rasa gatal dan minyak anti lelah. Produknya pun pernah dibagikan di sebuah rumah sakit dan menghasilkan pemesanan berlanjut.

Soal promosi, Ani memiliki tips. Untuk produk lokal VCO, dia menggunakan promosi radio di pasar-pasar. Ketika pertama kali produknya layak jual, dia berpromosi di radio Pasar Beringharjo.

Menurut Ani, bukan masalah ketika yang mendengarkan konten promosi hanya 7000 orang selama orang-orang itu memang target pasar yang dituju. “Itu juga salah satu kunci mempertahankan bisnis VCO, yang penting itu efektif, bukan soal kuantitas. Daripada bayar mahal, yang mendengarkan banyak tapi bukan targetnya?” kata Ani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Ribuan Mahasiswa Unhan Ditetapkan Jadi Komcad Matra Darat

News
| Kamis, 19 September 2024, 04:57 WIB

Advertisement

alt

Mie Kangkung Belacan Jadi Primadona Wisata Kuliner Medan

Wisata
| Selasa, 17 September 2024, 22:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement