Advertisement

Promo November

Ceramah Bermuatan Ujaran Kebencian di Salat Idulfitri Bakal Dipantau

Herlambang Jati Kusumo
Kamis, 07 Juni 2018 - 15:50 WIB
Bhekti Suryani
Ceramah Bermuatan Ujaran Kebencian di Salat Idulfitri Bakal Dipantau Perwakilan Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Gunungkidul, saat bertemu dengan wartawan, di Kantor Kemenag, Kamis (7/6 - 2018).Harian Jogja/Herlambang Jati Kusumo

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL- Otoritas Kantor Kementerian Agama (Kemenag), Gunungkidul, akan melakukan pencegahan terjadinya penyalahgunaan mimbar dakwah salat Idulfitri menjadi ajang politik praktis.

Kepala Kemenag Gunungkidul, Aidi Johansyah mengatakan mendekati tahun Pemilu memang ada antisipasi khusus untuk mencegah perpecahan di masyarakat yang diakibatkan isi khotbah yang berbau politik.

Advertisement

“Kami mengimbau kepada semua khotib untuk menyampaikan dakwah yang damai, membawa pesan damai, tidak melakukan ujaran kebencian,” kata Aidi, Kamis (7/6/2018).

Kepala seksi Bimas Islam Kemenag, Gunungkidul, Arif Gunadi, mengatakan akan meminimalisir kondisi ketidakberimbangan di masyarakat dampak dakwah yang bermuatan politik.

“Menyikapi hari raya Idulfitri marak para penceramah bertebaran di daerah, untuk menghindari kondisi tidak berimbang di masyarakat akan ada pemantauan secara intensif, agar tidak ada yang menyampaikan materi yang bernuansa memecah belah persatuan dan kesatuan,” katanya.

Dia mengharapkan para penceramah dapat menyejukkan situasi kondisi walaupun memasuki tahun politik. Pihaknya juga akan meminta naskah dakwah yang akan disampaikan oleh para penceramah saat ssalat Idulfitri nanti.

“Kami meminta tim kami di lapangan untuk mendeteksi Khotib atau Mubalig yang dimungkinkan menimbulkan disharmonisasi. Kami akan meminta naskah yang akan disampaikan saat ceramah shalat Idul fitri, jika memang ada yang mencurigakan atau bermuatan politik akan kami konfirmasi,” ujarnya.

Ia berharap agar saat pelaksanaan salat Idulfitri baik di masjid maupun lapangan dimana total ada 1.135 titik dapat berjalan lancar, dan menjaga nilai-nilai toleransi antarumat beragama.

“Jika memang nanti ada yang menyimpang dari yang diharapkan atau saat ceramah ternyata tidak sesuai naskah yang sudah dicermati Kemenag Gunungkidul. Ya hukumannya lebih kepada sanksi sosial, mungkin tidak diundang lagi atau seperti apa nanti sanksi sosialnya,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pemerintah Segera Menyusun Data Tunggal Kemiskinan

News
| Jum'at, 22 November 2024, 23:07 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement