Advertisement
Wah, Ada Warung Makan yang Gunakan Gas Bersubsidi 14 Tabung per Hari
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN --Pemkab Sleman melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sleman dan Pertamina melakukan sidak ke beberapa warung makan yang ada di Sleman. Pada sidak, didapati warung makan yang masih menggunakan gas melon.
Sales Executive LPG Pertamina DIY, Raden Dorojatun Soemantri mengatakan sidak dilakukan untuk mengingatkan para pengelola rumah makan yang tidak masuk pada usaha mikro agar tidak menggunakan gas melon atau gas 3kg.
Advertisement
"Kita berharap ada kesadaran dari pengelola, karena gas melon itu hanya untuk mereka yang masuk pada kategori miskin, dan usaha mikro seperti bakso keliling, ataupun gorengan," jelasnya saat sidak pada Kamis (6/9/2018).
Berdasarkan Permen ESDM No.26/2009, dijelaskan gas bersubsidi hanya untuk masyarakat miskin dan bukan untuk usaha hotel, restoran, komersial, dan industri. Pada sidak tersebut, didapati warung makan yang bukan masuk pada kategori usaha mikro masih menggunakan gas melon.
"Kita tempelkan stiker, karena masih menggunakan gas melon, kami tukar gas melon yang dimiliki oleh warung makan itu, dan ditukar sebagian sama gas nonsubsidi yang kami bawa," ujar Dorojatun. Pada sidak di Kamis (6/9/2018) akan didatangi 10 warung makan yang ada di Sleman.
Sidak sudah dilakukan dari Jumat (17/8/2018) sampai nanti Senin (17/9/2018). Setiap warung makan yang disidak dan ditemukan gas bersubsidi, akan ditukar dengan gas nonsubsidi. Direncanakan sidak kloter selanjutnya digelar pada Oktober awal.
Dorojatun mengatakan, rata-rata warung makan yang tidak masuk pada kategori mikro menggunakan 14 tabung gas bersubsidi per harinya. "Dalam sebulan itu bisa sampai 420 tabung. Nah yang digunakan warung makan itu bisa untuk 140 KK kalau seperti itu," ungkapnya.
"Harapannya tabung-tabung yang digunakan warung makan bisa digunakan oleh masyarakat yg lebih membutuhkan," katanya. Hanya usaha mikro saja yang bisa menggunakan gas bersubsidi, itupun penggunaannya tetap dibatasi.
Kepala Sub Bagian Ketahanan Ekonomi Pemkab Sleman Joko Mulyanto mengatakan untuk ASN di Sleman sudah ada aturan agar tidak menggunakan gas bersubsidi. Sementara, sidak tersebut juga dilakukan untuk mempertegas aturan dan penggunaan gas bersubsidi tersebut
Joko mengatakan setelah masing-masing rumah makan diberikan stiker, masih tetap ada pantauan agar pengusaha yang menggukan gas bersubsidi bisa beralih ke gas nonsubsidi. Menurutnya, harus ada kesadaran agar tidak terjadi kelangkaan gas bersubsidi di Sleman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Barbados Mengumumkan Mengakui Palestina Sebagai Sebuah Negara
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Terbaru! KRL Jogja-Solo Sabtu 20 April 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan
- Jadwal KRL Solo-Jogja, Berangkat dari Palur Sabtu 20 April 2024
- Dibanding Tahun Lalu, Jumlah Turis dan Belanja Wisatawan Kota Jogja Kali Ini Naik Selama Libur Lebaran
- Jadwal Buka Depo Sampah di Kota Jogja
- Pansus DPRD DIY Mulai Bahas Perubahan Aturan Soal Pengisian Jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur
Advertisement
Advertisement