Advertisement
Penderita Gagal Ginjal Meningkat 30%, Ini yang Dilakukan RSUD Bantul
 Bupati Bantul Suharsono meletakkan batu pertama Pembangunan Gedung Unit Hemodialisa RSUD Panembahan Senopati Bantul, Jumat (19/10/2018). - Harian Jogja/Salsabila Annisa Azmi
                Bupati Bantul Suharsono meletakkan batu pertama Pembangunan Gedung Unit Hemodialisa RSUD Panembahan Senopati Bantul, Jumat (19/10/2018). - Harian Jogja/Salsabila Annisa Azmi
            Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL - Penderita gagal ginjal di Bantul mengalami peningkatan sebesar 30% dari tahun lalu. Sebanyak 22 mesin hemodialisa di RSUD Panembahan Senopati, Bantul dikategorikan overload menampung jumlah pasien per harinya. Guna memfasilitasi pasien gagal ginjal yang membeludak, pihak RSUD Panembahan Senopati Bantul menambah jumlah mesin hemodialisa sebanyak 27 unit.
Direktur Utama RSUD Panembahan Senopati Bantul I Wayan Marthana mengatakan jumlah pasien gagal ginjal di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 3000 hingga 4000 pasien per tahunnya. Kuota cuci darah di rumah sakit Kota Jogja dan Bantul juga tengah dalam keadaan overload.
Advertisement
"Di RSUD Bantul sendiri, tahun lalu kami menerima rata-rata 193 pasien per bulan. Tahun ini kami menerima sekitar 250 pasien per bulan, sedangkan mesin hemodialisa kami hanya 22 unit," kata Wayan dalam acara Peletakan Batu Pertama Pembangunan Gedung Unit Hemodialisa RSUD Panembahan Senopati Bantul, Jumat (19/10/2018).
Wayan mengatakan jumlah mesin yang tidak sebanding dengan peningkatan jumlah pasien gagal ginjal di Bantul menyebabkan kualitas cuci darah pasien mengalami penurunan. Biasanya satu pasien membutuhkan cuci darah tiga kali dalam seminggu. Namun karena kuota overload, waktu tunggu cuci darah mereka menjadi lebih panjang. Bahkan ada satu pasien yang hanya bisa cuci darah sekali dalam seminggu.
BACA JUGA
Wayan mengatakan pihak RSUD Panembahan Senopati Bantul bekerja sama dengan PT Sinar Roda Utama berupaya megadakan pengembangan layanan hemodialisa dengan penambahan unit mesin hemodialisa. Penambahan lahan untuk tambahan mesin hemodialisa menjadi tanggung jawab RSUD Panembahan Senopati, sedangkan soal pemeliharaan alat selanjutnya akan menjadi tanggung jawab pihak ketiga.
Wakil Direktur Umum dan Keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul Agus Budi Raharja mengatakan atas kerja sama tersebut, pihaknya mendapatkan tambahan mesin hemodialisa sebanyak 27 unit. Sehingga saat ini total mesin yang dimiliki RSUD Panembahan Senopati Bantul berjumlah 50 unit. "Nanti mesinnya akan ditambahkan secara bertahap, karena kita bangun gedung dulu. 50 mesin ini nantinya akan jadi yang terbesar di Jateng DIY," kata Agus.
Agus menambahkan penambahan jumlah unit tersebut telah direncanakan sejak 2 tahun yang lalu. Dengan jumlah unit mesin tersebut, kemungkinan RSUD Panembahan Senopati Bantul akan menjadi rumah sakit rujukan untuk cuci darah. Lebih jauh, Agus menambahkan kelak sesuai waktu perjanjian gedung hemodialisa akan dihibahkan sinar roda utama menjadi milik Pemkab Bantul.
Bupati Bantul Suharsono berharap semoga dengan pengembangan unit hemodialisa di RSUD Panembahan Senopati Bantul, kebutuhan pasien gagal ginjal di Bantul semakin memenuhi harapan. Suharsono berpesan agar peralatan dan SDM di RSUD Panembahan Senopati Bantul harus terus bergerak mengikuti zaman.
BACA JUGA
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
 
    
        Lewat Kelas Finansial, Jenius Ajak Bersiap Hadapi Dinamika Ekonomi
Advertisement
 
    
        Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Perahu Diterjang Ombak, 1 Nelayan Gunungkidul Dinyatakan Hilang
- Transformasi Wukirsari: Dari Buruh Batik ke Desa Wisata Unggul
- HAKI DIY Soroti Struktur Bangunan Laik Fungsi
- Korban Keracunan MBG di Gunungkidul Masih Ada yang Dirawat di RSUD
- Buruh di DIY Tuntut UMP Naik 50 Persen dan Hapus Sistem Kontrak
Advertisement
Advertisement

















 
            
