Advertisement
Perwakilan Beberapa Negara Berkumpul di Jogja Bahas Soal Ancaman Derasnya Arus Kebencian
Tokoh-tokoh internasional berkumpul saat Global Unity Forum di Sekar Kedhaton Resto, Kamis (25/10/2018). - Harian Jogja/Rahmat Jiwandono
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Guna membendung gencarnya arus kebencian, Gerakan Pemuda Ansor kembali menggagas digelarnya Global Unity Forum tahun ini. Tak bisa dipungkiri, gelombang kebencian adalah ancaman besar terhadap perdamaian dan keamanan, baik secara nasional, terlebih internasional.
Forum internasional tahun ini memang yang kali kedua digagas GP Ansor. Sebelumnya, acara serupa juga digelar di Jakarta, kali ini Jogja menjadi kota kedua diselenggarakannya acara ini di Sekar Kedhaton Resto Kotagede, Jogja. (25/10).
Advertisement
Acara tersebut dihadiri beberapa perwakilan dari negara-negara Eropa, Afrika, Amerika Serikat, dan yang paling penting Palestina.
Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) dan Katib Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menyambut baik digelarnya kembali Global Unity Forum tersebut. Menurut dia, acara tersebut adalah bukti komitmen GP Ansor dalam menjaga ukhuwah demi perdamaian internasional.
BACA JUGA
"Orang-orang yang hadir di acara ini adalah tokoh-tokoh kunci dalam berbagai bidang seperti keagamaan, politik, organisasi pemerintahan," ujar dia kepada Harianjogja.com, Kamis malam.
Selain Gus Yahya, sapaan akrab Yahya Cholil Staquf, dalam forum itu hadir pula pendiri Wahid Institute, Alissa Wahid.
Dia mengatakan acara ini penting untuk memberikan kesadaran bahwa persaudaraan antarumat manusia di seluruh dunia. Di NU, kata dia dikenal tiga jenis ukhuwah yakni ukhuwah islamiaah, ukhuwah wathaniah, dan ukhuwah basyariah. "Ini adalah wujud usaha ukhuwah basyariah dari Nahdlatul Ulama (NU) dalam nilai kebinekaan namun kali ini dibawa ke tingkat internasional," kata dia.
Sementara salah satu peserta forum, Imam Besar Masjid Muhammad dari Washington D.C, Amerika Serikat, Talib M. Shareef, mengatakan Global Unity Forum II diharapkannya bisa menyatukan orang-orang yang berbeda keyakinan dan suku bangsa yang berbeda.
Talib juga menyebutkan pertumbuhan Islam di Indonesia dengan ragam rakyatnya. "Di sini sungguh bagus bagaimana Islam dapat tumbuh harmoni bersama orang-orang yang berbeda," kata dia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Sudah Dipasang 177 Titik, Kulonprogo Masih Kekurangan 15.800 Unit LPJU
- Pemkab Sleman Luncurkan Sembada Corporate University, Ini Fungsinya
- Perajin Perak Kotagede Gulung Tikar Akibat Harga Bahan Baku Mahal
- Dibangun 5,7 Hektare di Piyungan, PSEL Diprediksi Beroperasi di 2027
- Anggota Koperasi Merah Putih di Jogja Diprioritaskan Warga Miskin
Advertisement
Advertisement




