Advertisement
Restorasi Film, Kemendikbud Ingin Bisa Jadi Media Pembelajaran
Foto ilustrasi perfilman - ist
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Restorasi film Pagar Kawat Berduri yang pertama kali dirilis pada 1961 diharapkan dapat menjadi pembelajaran baik dari sisi teknis perfilman maupun belajar sejarah di masa tersebut.
Humas Pusat Pengembangan Perfilman, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Marlina mengungkapkan restorasi tersebut merupakan upaya penyelamatan aset negara. Selain itu menjadi media pembelajaran masyarakat secara umum.
Advertisement
“Pemilihan Pagar Kawat Berduri karena memuat unsur sejarah tinggi, tidak hanya menceritakan semangat perjuangan namun ada proses diplomasi. Jadi bisa menjadi pembelajaran mahasiswa politik, budaya, maupun sejarah dan masyarakat umum,” kata dia di sela-sela pemutaran dan diskusi hasil restorasi film Pagar Kawat Berduri di CGV J-Walk, Kamis (25/10/2018).
Dalam restorasi tidak sekadar memilih film dan merestorasinya, harus ada pembelajaran yang dapat diambil dari film itu. Dalam proses ini tidak hanya terhenti pada restorasi, tetapi bagaimana pihaknya perlu mendapatkan masukan pula dari masyarakat, atau para ahli di bidang film. Sehingga penting mengadakan pemutaran film dan diskusi.
Pelaksana restorasi film dari Render Digital Indonesia, Rizka Fitri Akbar mengatakan ada beberapa tantangan untuk merestorasi film yang bekerja sama dengan pemerintah.
“Pertama, anggaran terbatas dan harus menyesuaikan waktu. Kedua, dari teknis sendiri masalah materi film terbaiknya terkadang tidak ada, kalau ada biasanya kondisi fisiknya sudah sangat buruk, dan penyimpanan sering buruk,” ujarnya.
Salah satu penonton, yang juga berkuliah di bidang film, Ahmad Rifkon mengungkapkan restorasi film tersebut sangat menarik. Menurutnya tidak hanya berguna bagi mahasiswa di bidang film sepertinya, tetapi juga masyarakat umum.
“Dengan restorasi film lama ini tentu tidak hanya berguna bagi mahasiswa film. Namun kita semua setidaknya dapat belajar sejarah bagaimana yang terjadi saat itu, gejolak apa yang timbul di era tersebut,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Percepat Dekontaminasi, Satgas Cs-137 Relokasi 91 Warga Cikande
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Kolaborasi Pemkot-K24-Sarihusada Bebaskan Generasi Jogja dari Stunting
- Legislatif Tekankan Efisiensi Anggaran Tak Ganggu Layanan Publik
- 22 Kontingen dari Berbagai Daerah Ikuti Menoreh Tourism Festival 2025
- Pemkab Gunungkidul Tak Gegabah Bikin Rusunawa Baru, Begini Alasannya
- Ungkap Kasus Proyek Kereta Cepat, Mahfud MD Siap Dipanggil KPK
Advertisement
Advertisement



