Advertisement

Revolusi Industri 4.0 Dorong Disrupsi Pertanian

Bernadheta Dian Saraswati
Rabu, 21 November 2018 - 20:10 WIB
Laila Rochmatin
Revolusi Industri 4.0 Dorong Disrupsi Pertanian Beberapa pembicara mengisi seminar Ketahanan dan Kedaulatan Pangan di Era Industri 4.0 yang diselenggarakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian Universitas Janabadra, Rabu (21/11/2018). - Ist/Humas

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA--Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian Universitas Janabadra menggelar seminar Ketahanan dan Kedaulatan Pangan di Era Industri 4.0, Rabu (21/11/2018). Era industri 4.0 akan mendorong terjadinya disrupsi, termasuk sektor pertanian.

Dwijono, Guru Besar Fakultas Pertanian UGM menyampaikan beberapa tahapan perkembangan pertanian. Pertanian 1.0, manusia hanya memanfaatkan produk pangan yang ada di alam karena ketersediaan bahan pangan masih mencukupi. Manusia menetap diikuti dengan budi daya tanaman dan hewan.

Advertisement

Pertanian 2.0 terjadi peningkatan teknologi di bidang pertanian, seperti pergiliran tanaman, konversi lahan, dan pemuliaan tanaman. Pertanian 3.0, dikenal juga sebagai revolusi hijau, ditandai dengan teknologi rekayasa kimia dan genetika dengan munculnya varietas tanaman pangan unggul, pupuk sintetis dan mekanisasi pertanian. Pada pertanian 4.0 terjadi transformasi digital di sektor pertanian, mengerucut pada pertanian pintar atau smart farming, pertanian terukur, dan bioteknologi.

"Pada saat ini kita mulai memasuki era industri 4.0 yang akan mendorong terjadinya disrupsi di banyak sektor, termasuk di sektor pertanian," kata Dwijono, Rabu (21/11/2018).

Di Indonesia, kata dia, meskipun kontribusi sektor pertanian dalam pendapatan nasional semakin menurun tetapi tenaga kerja di sektor pertanian masih cukup banyak. Revolusi industri 4.0 dicirikan dengan semakin meningkatnya teknologi informasi dalam industri, termasuk dalam sektor pertanian.

Menurut dia, saat ini Indonesia sedang menuju ke negara yang memiliki ketahanan pangan yaitu kondisi di mana kebutuhan pangan negara sampai perorangan terpenuhi. Ketahanan pangan meliputi persediaan pangan di seluruh wilayah untuk konsumsi manusia, bahan baku industri dan keperluan untuk menghadapi keadaan darurat, terdiri dari cadangan pangan pemerintah dan cadangan pangan masyarakat.

Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo yang hadir dalam seminar tersebut mengatakan persiapan Kabupaten Kulonprogo dalam menyongsong pertanian 4.0 adalah memperkuat sektor pertanian, misalnya melalui bela-beli Kulonprogo, seperti beras PNS Kulonprogo dengan merek Gapoktan Kulonprogo, raskin diubah menjadi rasda yang lebih baik dan memperpendek rantai distribusi sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani.

"Beberapa upaya digitalisasi on farm dan off farm yang lain, seperti sistem penyuluhan [cyber extension], blogspot BPP kecamatan, perencanaan kebutuhan pupuk [e-RDKK], proses pembelian pupuk [e-Kartu Tani], perencanaan tanam, rekomendasi pupuk, dan sebagainya," kata Hasto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Firli Bahuri Disebut Minta Uang Rp50 Miliar ke SYL

News
| Kamis, 18 April 2024, 07:57 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement