Advertisement
Vredeburg Pamerkan Koleksi Serangan Umum 1 Maret
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta kembali menggelar pameran temporer selama lima hari yang dibuka sejak Jumat (1/3/2019). Menariknya, pameran ini secara khusus bercerita tentang peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949.
Kasubag Tata Usaha Museum Benteng Vredeburg Haris Budhiarto menjelaskan dalam pameran temporer ini, pihaknya berusaha menyajikan sejumah koleksi yang berkaitan dengan perang kemerdekaan dan peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949. Menampilkan sedikitnya 30 koleksi, mulai dari peralatan rumah sakit yang digunakan para pejuang, hingga perkakas dapur umum dan peralatan rumah tangga seperti meja dan kursi. Barang tersebut secara nyata digunakan pada saat masa perang kemerdekaan, beberapa di antaranya merupakan hibah dari masyarakat kepada Benteng Vredeburg.
Advertisement
“Sebagai museum perjuangan, setiap tahun selalu kami berusaha tampilkan berkaitan dengan Serangan Umum 1 Maret ini, baik pameran, atraksi, teatrikal dan kegiatan lain, intinya untuk mengenang kembali peristiwa bersejarah itu. SO 1 Maret itu sebenarnya kolaborasi antara politikus sipil seperti Bung Karno dan militer dalam hal ini Pak Dirman di kala itu,” katanya dalam keterangan persnya, Jumat (2/3/2019).
Haris mengatakan, melalui pameran itu diharapkan bisa menggugah semangat juang di kalangan pengunjung Vredeburg yang hadir. Sehingga generasi muda dapat meneladani para pejuang sekaligus melestarikan peringatan peristiwa bersejarah itu. Mengingat pameran akan berlangsung selama lima hari sejak Jumat (1/3/2019) hingga Selasa (5/3/2019) sehingga masyarakat bisa memanfaatkan momentum ini.
“Keberhasilan pejuang dalam peristiwa ini sangat perlu untuk diteladani generasi muda, terutama nilai perjuangannya untuk diaplikasikan di era saat ini yang sesuai situasi dan kondisi,” ucapnya.
Kepala Museum Benteng Vredeburg Suharja menyatakan, kegiatan itu berkolaborasi dengan sejumlah pihak, seperti Korem 072 Pamungkas, Paguyuban Wherkreise, Dinas Kebudayaan dan Komunitas Jogja 1945. Ia sepakat anak muda harus mewarisi nilai juang peristiwa Serangan Umum 1 Maret, di mana atas kepercayaan dan kemampuan bangsa sendiri mampu membuka mata dunia bahwa TNI masih memiliki kekuatan dalam menegakkan proklamasi kemerdekaan Indonesia di saat itu.
“Generasi muda patut mewarisi dan meneladani nilai juang, dengan kepercayaan terhadap kemampuan bangsa sendiri akan memberikan kekuatan dalam melaksanakan pembangunan sebagai perjuangan dalam mengisi kemerdekaan,” katanya.
Salah satu pelajar SMP di Kota Jogja, Fitri mengapresiasi pameran temporer yang secara khusus mengangkat peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949. Menurutnya, dengan melihat langsung koleksi yang dipamerkan, pengetahuan tentang peristiwa itu lebih mudah dicerna. “Bahkan seolah-olah bisa membayangkan secara langsung, bagaimana peristiwanya ketika itu, jadi lebih mudah dipahami,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Ini Dia Ernando Ari Sutaryadi, Pahlawan Kemenangan Timnas U-23 atas Korsel
- Luar Biasa! Sikat Korsel, Indonesia Cetak Sejarah ke Semifinal Piala Asia U-23
- Indonesia Gagal Pertahankan Keunggulan, Pertandingan Lanjut ke Extra Time
- Profil Rafael Struick, Pemborong Dua Gol ke Gawang Korsel di Piala Asia U-23
Berita Pilihan
Advertisement
Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Prediksi Cuaca Jogja dan Sekitarnya Kamis 25 April 2024: Hujan Lebat Sleman dan Gunungkidul
- Jadwal Kereta Api Prameks Jogja-Kutoarjo Kamis 25 April 2024
- DIY Peroleh Kuota Transmigrasi untuk 16 KK di 2024
- Jadwal Layanan Samsat Keliling Jogja Kamis 25 April 2024
- Jadwal Pemadaman Listrik Kamis 25 April 2024, Giliran Sleman, Kota Jogja dan Kulonprogo
Advertisement
Advertisement