Advertisement
Sepekan Pascabanjir, Sumur Warga Bantul Masih Tercemar
Warga Ngentak dan Dermojurang, Seloharjo Pundong, Bantul bergotong-royong membersihkan sungai setelah banjir surut, Minggu (17/3/2019). - Harian Jogja/Lugas Subarkah
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL-- Sepekan pascabencana banjir dan longsor di Bantul masih menyisakan masalah. Sejumlah sumur warga diketahui belum bisa digunakan karena masih tercemar.
Kepala Desa Wukirsari, Susilo Hapsoro mengatakan sehari setelah banjir terjadi warga dibantu petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan relawan bencana sudah melakukan pengurasan sumur warga. Namun banyaknya sumur yang tercemar luapan air sungai sehingga belum semua sumur selesai dikuras.
Advertisement
"Sampai hari ini beberapa sumur warga yang belum dikuras di Pedukuhan Pundung dan Pedukuhan Nogosari II," kata Susilo, saat dihubungi Senin (25/3/2019).
Selama proses pengurasan sumur berlangsung, warga mendapat pasokan air bersih dari BPBD dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bantul. Selain pengurasan sumur, pihaknya juga sudah meminta perbaikan pipa air bersih yang putus di Dusun Cengkehan. Karena pipa tersebut menjadi salah satu aliran air bersih menuju dusun tersebut.
BACA JUGA
Menurut Susilo ada sekitar 40 kepala keluarga di Dusun Cengkehan. Dusun tersebut tidak ada sumur karena daerahnya perbukitan. Pasokan air bersih selama ini hanya mengandalkan PDAM sehingga jika jaringan PDAM putus pasokan air tersendat. "Sementara ini mengandalkan kiriman air bersih dari BPBD dan PDAM melalui tanki," ujar dia.
Sementara itu, Manajer Pusat Pengendalian Operasional (Pusdalops) BPBD Bantul, Aka Luk Luk mengatakan setelah banjir 17 Maret lalu ada ratusan sumur yang tercemar akibat luapan sungai sehingga sumur menjadi keruh dan bercamur lumpur. Pihaknya sudah berupaya melakukan penyedotan sumur warga.
"Setelah disedot dilanjutkan sterilisasi dengan menebar kaporit yang didukung Dinas Kesehatan melalui Puskesmas," kata Aka.
Proses pembersihan sumur juga melibatkan BPBD, Palang Merah Indonesia (PMI), Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) dan relawan. Bahkan BPBD Sleman dan PMI Sleman juga ikut membantu.
"Sambil menunggu sumur-sumur bersih, kami melakukan distribusi air bersih sehari-hari, termasuk air minum," ujar Aka.
Ia belum menghitung berapa tanki air bersih yang sudah didistribusikan karena pendistribusian air bersih masih dilakukan sampai Senin (25/3/2019).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Apindo Minta Gubernur Tetapkan Upah Minimum 2026 Tanpa Politisasi
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Bawaslu Bantul Perkuat Kemitraan Lintas Sektor Awasi Pemilu
- Libur Nataru, Pemkot Jogja Siagakan Truk Sampah di Malioboro
- Libur Nataru, DLH Sleman Tak Tambah Tempat Sampah Wisata
- Disnakertrans DIY Pastikan Pakai Formula Baru Penetapan UMP 2026
- Pensiun Massal, 93 Sekolah di Sleman Dipimpin Plt Kepala Sekolah
Advertisement
Advertisement




