Advertisement
Status Tanggap Darurat di Gunungkidul Diperpanjang 14 Hari

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul memastikan perpanjangan status tanggap darurat bencana selama 14 hari ke depan. Keputusan perpanjangan tidak lepas dari adanya dampak susulan musibah yang diakibatkan oleh Siklon Savannah pada Minggu (17/3/2019).
Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Edy Basuki, mengatakan pada Rabu (27/3/2019) Pemkab menggelar rapat koordinasi kebencanaan yang melibatkan seluruh organisasi perangkat daerah (OPD). Rapat yang digelar salah satunya memutuskan masa tanggap darurat bencana di Gunungkidul diperpanjang selama 14 hari. Masa perpanjangan dimulai Kamis (28/3/2019). “Sudah ditetapkan dan mulai berlaku Kamis [hari ini],” kata Edy kepada wartawan, Rabu.
Advertisement
Edy menjelaskan masa tanggap bencana perpanjangan karena adanya dampak bencana susulan. Diharapkan dengan perpanjangan status ini upaya untuk pemulihan pasca terjadinya bencana dapat berjalan secara optimal. “Saat ini situasi dan kondisi di sejumlah wilayah terdampak bencana sudah berangsur-angsur membaik, tapi upaya pemulihan terus dilakukan khususnya yang menyangkut kerusakan infrastruktur,” kata mantan Sekretaris Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Gunungkidul ini.
Disinggung mengenai jumlah kerugian akibat Siklon Savannah, Edy belum bisa memastikan karena masih menunggu laporan resmi dari sejumlah OPD terkait. Meski demikian, ia menegaskan dengan perpanjangan tanggap bencana, BPBD bisa memanfaatkan alokasi belanja tidak terduga (BTT) milik Pemkab untuk program pemulihan. “Total selama Maret ada dua bencana yang terjadi di Gunungkidul. Untuk dana pemulihan dari BTT masih kami hitung berapa yang akan diambil. Kemungkinan dari alokasi Rp3 miliar akan diambil sekitar Rp1 miliar,” katanya.
Sebelumnya diberitakan Siklon Savanna yang terjadi pekan lalu mengakibatkan hujan deras dan memicu banjir di 39 titik yang tersebar di delapan kecamatan di Gunungkidul. Selain itu, ada lima musibah lainnya seperti pohon tumbang hingga tanah longsor.
Bencana mengakibatkan sejumlah kerusakan di beberapa titik seperti di Pantai Ngrenehan, beberapa kapal hilang dan rusak karena diterjang air bah. Selain itu, banjir juga mengakibatkan talut di Pantai Baron hancur.
Banjir juga merendam beberapa sekolah di Gunungkidul di antaranya SMK Negeri 1 Tanjungsari; SMA Negeri Panggang; SMP Negeri 3 Saptosari; SMP Negeri 1 Tanjungsari; SMP Negeri 1 Purwosari; SMP Negeri 3 Semanu; SMP Negeri 3 Gedangsari serta SD Petoyan 1 dan 2 di Kecamatan Purwosari. “Semua sudah tertangani dan rencananya untuk SMP Negeri 3 Saptosari direlokasi ke tempat yang lebih aman,” kata Kepala Disdikpora Gunungkidul, Bahron Rasyid, Rabu.
Menurut dia untuk pembangunan gedung sekolah baru Pemkab mendapatkan bantuan dari Pemerintah Pusat sebesar Rp9 miliar. “Dana ini merupakan tindaklanjut dari bencana yang terjadi di akhir 2017. Mudah-mudahan dengan pemindahan sekolah, SMP Negeri 3 Saptosari bisa terbebas dari masalah banjir,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

CR450, Kereta Tercepat China, Pacu 453 km/jam & Pecahkan Rekor!
Advertisement

Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KA Bandara YIA dari Stasiun Tugu Hari Ini 21 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi SIM Keliling di Sleman Hari Ini 21 Oktober 2025
- Jadwal KRL Jogja Solo Pekan Ini 21-26 Oktober 2025, dari Stasiun Tugu
- Jadwal KA Prameks Kutoarjo Jogja Hari Ini, Selasa 21 Oktober 2025
- Jadwal SIM Keliling Kulonprogo Hari Ini, Selasa 21 Oktober 2025
Advertisement
Advertisement