Advertisement
Suhu di Jogja Sekarang Terpanas dalam 4 Tahun, Ini Penyebabnya
 Ilustrasi cuaca panas. - Harian Jogja/Kusnul Isti Qomah
                Ilustrasi cuaca panas. - Harian Jogja/Kusnul Isti Qomah
            Advertisement
Harianjogja.com,JOGJA—Suhu udara di DIY pada April kali ini berada pada titik tertinggi dibandingkan dengan periode yang sama dalam empat tahun terakhir.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)DIY Stasiun Klimatologi Mlati, Sleman, suhu minimum dan maksimum pada 21-24 April 2019 umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata pada April selama 2015-2018.
Advertisement
“Apabila dibandingkan dengan nilai rata-rata suhu maksimum dan minimum di April, maka suhu pada 21-24 April 2019 umumnya lebih tinggi. Oleh sebab itu kita merasa lebih gerah dan sumuk dari biasanya,” kata Kepala Kelompok Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Jogja Djoko Budiyono, Jumat (26/4).
Data suhu maksimum harian 21-24 April 2019 berkisar 32-33 derajat Celcius, umumnya terjadi pada siang hari. Adapun suhu maksimum rata-rata bulan April periode tahun 2015-2018 sebesar 31,3 derajat celcius.
Sementara untuk data suhu minimum harian 21-24 April 2019 berkisar 23-25 derajat celcius, umumnya terjadi di malam hingga menjelang pagi hari. Sementara, suhu minimum rata-rata bulan April periode 2015-2018 sebesar 23,4 derajat celcius.
“Kondisi ini berkorelasi dengan masa pancaroba. Juga ada tiga faktor, faktor astronomi yakni Matahari masih dekat dengan ekuator. Yang kedua faktor meteorologi, tidak ada awan yang menghalangi sinar Matahari sehingga panas yang diterima optimum,” kata Kepala Unit Analisa dan Prakiraan Cuaca BMKG Stasiun Klimatologi Mlati, Sigit Hadi Prakosa
Selain itu, kata Sigit, suhu tinggi ini juga dipengaruhi berkurangnya vegetasi tanaman terutama di perkotaan. “Kondisi ini diperkirakan terjadi sampai akhir April ini, karena berkorelasi dengan masa pancaroba,” imbuhnya.
BMKG mengimbau kepada masyarakat di DIY beraktivitas di luar ruangan seperlunya terutama di siang hari, memakai pakaian yang mudah menyerap keringat, menggunakan pelindung diri seperti payung atau topi, minum air minimal dua liter agar tidak dehidrasi, serta mengonsumsi buah segar dan vitamin untuk menjaga daya tahan tubuh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
 
    
        Lewat Kelas Finansial, Jenius Ajak Bersiap Hadapi Dinamika Ekonomi
Advertisement
 
    
        Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Perahu Diterjang Ombak, 1 Nelayan Gunungkidul Dinyatakan Hilang
- Transformasi Wukirsari: Dari Buruh Batik ke Desa Wisata Unggul
- HAKI DIY Soroti Struktur Bangunan Laik Fungsi
- Korban Keracunan MBG di Gunungkidul Masih Ada yang Dirawat di RSUD
- Buruh di DIY Tuntut UMP Naik 50 Persen dan Hapus Sistem Kontrak
Advertisement
Advertisement



















 
            
