Advertisement
Musim Kemarau, Kasus DBD di Gunungkidul Justru Melonjak
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Belum genap lima tahun, siklus demam berdarah dengue (DBD) di Gunungkidul tahun ini meningkat drastis. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul, hingga September 2019 jumlah penderita meningkat menjadi 413 orang, dengan satu orang meninggal dunia pada Februari 2019.
Sekretaris Dinkes Gunungkidul, Priyanta Madya Satmaka, menjelaskan meski saat ini musim kemarau, kasus DBD di Bumi Handayani relatif tinggi. Beberapa pemicu yakni mobilisasi penduduk, kepadatan penduduk, dan program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang belum maksimal. "Ketiga faktor tersebut memicu tingginya kasus DBD di Gunungkidul," ujarnya saat ditemui Harian Jogja, Kamis (12/9/2019).
Advertisement
Ia mengatakan program PSN belum maksimal karena gerakan satu rumah satu juru pemantau jentik (jumantik) belum berjalan maksimal karena baru dibentuk. Parameter PSN ialah angka bebas jentik (ABJ), di mana angka bebas jentik di atas 95 menjadi persoalan. "ABJ sudah di bawah 95, artinya DBD berasal dari luar daerah," katanya.
Menurutnya, ketika ada kasus DBD di suatu wilayah, tim dari puskesmas setempat segera mengadakan pendidikan epidemologi dengan tujuan untuk membuktikan asal DBD dari wilayah sekitar atau dari luar wilayah. Acuan yang dipakai yaitu ABJ. Ia menyebut Kecamatan Wonosari sebagai wilayah dengan kasus DBD tertinggi di Gunungkidul. "Tahun ini jumlah penderita mencapai 66 orang," katanya.
Kepala UPT Puskesmas I Wonosari, Ariningsih Indriyati, membenarkan bahwa di wilayah Wonosari kasus DBD cukup tinggi. "Jumlah tahun ini sangat tinggi, terutama jika dibandingkan tahun lalu yang hanya terjadi satu kasus," ucapnya.
Ia menyatakan penyemprotan atau fogging tidak bisa dilakukan secara mendadak saat muncul kasus. Menurutnya, upaya fogging perlu mempertimbangkan jumlah warga yang menderita demam serta jentik nyamuk. Terlebih, fogging bukan satu-satunya cara menekan kasus DBD. "Pemberantasan sarang nyamuk dan fogging harus seimbang, karena fogging hanya memberantas nyamuk dewasa," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Jelang Laga Lawan Korsel, Siswa SMPN 10 Solo Kirim Dukungan untuk Timnas
- Sosok Nathan Tjoe Aon, Nyawa Timnas Garuda Menggapai Impian ke Olimpiade Paris
- Pacu Kekuatan CBR250RR, Pembalap Astra Honda Kibarkan Merah Putih di ARRC Cina
- SDN Nayu Barat 1 dan 2 Solo Digabung pada Tahun Ajaran Baru 2024/2025
Berita Pilihan
Advertisement
Pemerintah Pastikan Tidak Impor Bawang Merah Meski Harga Naik
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Muncul Aksi Unjuk Rasa di Kantor KPU DIY
- Danais Kembali Dikucurkan untuk Mendukung Program Becak Listrik di 2024
- Heroe Poerwadi Kumpulkan Berkas Pendaftaran Cawali ke DPD Golkar Kota Jogja
- Kereta Api Terlambat, Daops 6 Yogyakarta Minta Maaf
- PENINGKATAN KAPASITAS SDM WISATA: Dispar DIY Gelar Pelatihan Penyelenggaraan Event
Advertisement
Advertisement