Advertisement
Dinilai Wajar, Ini Dia Penyebab Banyaknya Laporan Kemunculan Kobra

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Banyaknya laporan masyarakat terkait dengan kemunculan ular kobra di wilayah permukiman mereka merupakan bukti rusaknya ekosistem reptil berbisa tersebut. Terlebih Oktober hingga Januari adalah masa tetas berbagai jenis reptil, termasuk di antaranya ular.
Pegiat satwa Hanif Kurniawan menjelaskan terkait dengan kemunculan kobra di permukiman hal itu lantaran dulunya sebelum menjadi kawasan perumahan, lokasi tersebut merupakan habitat asli kobra. Apalagi kawasan perumahan itu dulunya sawah yang banyak ditumbuhi pepohonan. "Jadi memang habitatnya di situ dan itu menjadi indikator jika alamnya bagus," ucap dia.
Advertisement
Itulah sebabnya pria yang juga Sekretaris Kampung Satwa itu mengatakan kemunculan ular kobra akhir-akhir ini adalah hal yang wajar. "Ya bagaimana lagi, bulan-bulan ini ada masa tetas telur reptil. Ditambah lagi, habitat mereka kini sudah berganti dengan permukiman. Jadi sebenarnya mereka bukan muncul tiba-tiba, namun ular itu sudah ada di tempat itu jauh sebelumnya," kata dia, Sabtu (28/12/2019).
Guna mencegah masuknya kobra ke dalam rumah, dia menyarankan agar warga membersihkan rumah secara rutin. Selain itu, jika ditemukan kobra, dia meminta agar diusir menggunakan sapu. "Sebisa mungkin jangan sampai dibunuh," ujar Hanif.
Pengendali Ekosistem Hutan BKSDA DIY Andie Chandra Herwanto mengatakan jika pada dasarnya, hewan melata itu akan menyerang jika merasa terancam. Kemunculan ular beberapa waktu terakhir, lanjut Andie, merupakan siklus yang berulang setiap tahun.
Periode September-November atau musim pancaroba adalah masa telur ular menetas. Sehingga saat tiba musim hujan, ular akan keluar dari sarang dan mencari tempat yang hangat.
Selain itu, terkait dengan kemunculan ular yang terjadi di Gunungkidul, menurutnya memang dikarenakan daerah Gunungkidul sebagai daerah habitat ular.
Fakta ini didukung dengan kondisi alam wilayah kabupaten Gunungkidul yang dipenuhi dengan bebatuan karst. "Kondisi seperti itu sangat cocok dijadikan habitat ular," ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Sempat Rusak Akibat Gempa Magnitudo 5,0, Kini Masjid Al-Hidayah Bandung Jadi Ramah Gempa
Advertisement

Amerika Serikat Keluarkan Peringatan Perjalanan untuk Warganya ke Indonesia, Hati-Hati Terorisme dan Bencana Alam
Advertisement
Berita Populer
- Ini Jadwal SPMB 2025 SMA/SMK Negeri DIY, Ada Pendaftaran Gelombang 1 dan Gelombang 2
- Dimas Diajeng Sleman 2025, Mahasiswa UNY dan UGM Jadi Pemenang
- Gudang CV Keiros di Bantul Terbakar, Kerugian Capai Rp4,5 Miliar
- Rektor UGM hingga Pembimbing Akademik Digugat ke PN Sleman karena Masalah Ijazah
- Kasus Penipuan Tanah dengan Korban Mbah Tupon, Menteri ATR Sebut Belum Tergolong Mafia Tanah
Advertisement