Advertisement
Pedagang Keluhkan Kenaikan Harga Bawang Putih
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Sejak sepekan terakhir harga bawang putih terus melonjak. Di Pasar Ngawu, Kecamatan Playen, pedagang mengeluhkan kenaikan harga bawang putih yang naik dua kali lipat. Di hari biasa pedagang kulakan bawang dengan harga Rp28.000 per kilogram, sedangkan saat ini harganya mencapai Rp50.000 per kilogram.
Ngadmi, 70, salah seorang pedagang bawang mengaku kenaikan harga terjadi hampir tiap hari dengan besaran rata-rata Rp5.000. "Naiknya bertahap, setiap hari Rp5.000 hingga akhirnya saat ini menyentuh harga Rp50.000 per kilogram," kata Ngadmi saat ditemui Harian Jogja, Rabu (5/2/2020).
Advertisement
Ia mengungkapkan bawang putih yang dijual merupakan bawang impor dari China. Penyebaran virus Corona diduga menjadi salah satu pemicu melonjaknya harga bawang putih. "Saya tidak tahu kalau harga mau naik, jadi tidak menyetok, hanya memiliki persediaan sedikit," katanya.
Pedagang lainnya, Ngatemi, 50, mengaku sebelum harga mengungkapkan bawang putih naik, dirinya mendapatkan informasi kemungkinan bakal melonjaknya harga bawang, sehingga dia langsung menyetok bawang putih. "Sebelum harga naik saya sudah kulakan untuk persediaan," ujarnya.
Ia menuturkan harga bawang putih saat ini mencapai Rp50.000 per kilogram, untuk jenis kating mencapai Rp60.000 per kilogram. Kenaikan harga tersebut juga berdampak pada daya beli masyarakat. Selama sepekan terakhir, jumlah pembeli menurun drastis. "Kalau yang beli masih ada, tapi jika sebelumnya beli satu kilogram, saat harga naik hanya beli seperempat atau setengah kilogram," ujarnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Gunungkidul, Johan Eko Sudarto, saat dikonfirmasi mengaku belum bisa berkomentar terkait dengan ketersediaan dan harga bawang putih yang melonjak. Dia mengaku segera mengecek ketersediaan barang di lapangan.
"Setiap hari kami mengecek pergerakan dan ketersediaan kebutuhan pokok di pasar. Semoga pembatasan impor bawang putih dari China tidak terlalu banyak berpengaruh dengan ketersediaan dan harga di pasaran," kata dia.
Jika ditemukan adanya gejolak, Disperindag segera berkoordinasi dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Gunungkidul untuk menentukan langkah-langkah yang harus diambil.
Ia menuturkan untuk bawang putih lokal, pedagang mengambil stok dari Jogja dan Solo. "Gunungkidul bukan produsen, jadi kebanyakan pedagang mengambil dari luar seperti Kota Jogja dan Solo," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Raja Charles III Kembali Jalani Tugas Setelah Pengobatan Kanker
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Pegagan Berpotensi Memperbaiki Daya Ingat, Guru Besar UGM: Meningkatkan Dopamin
- Pj Walikota Jogja Singgih Raharjo Maju Pilkada, Begini Respons Pemda DIY
- Cegah Mafia Tanah, Kantor Pertanahan Jogja Dorong Masyarakat Punya Sertifikat Tanah Elektronik
- 70 Kasus Flu Singapura Ditemukan di Jogja, Dinkes: Tidak Perlu Panik
- Komplotan Spesialis Pengganjal ATM di Gerai Ritel Modern Ditangkap Polresta Jogja
Advertisement
Advertisement