Advertisement

Parpol Diminta Tak Usung Calon yang Senang Gunakan Politik Identitas di Pilkada 2020

Abdul Hamied Razak
Minggu, 16 Februari 2020 - 08:17 WIB
Bhekti Suryani
Parpol Diminta Tak Usung Calon yang Senang Gunakan Politik Identitas di Pilkada 2020 ilustrasi. - dok

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Pelaksanaan pilkada serentak pada September mendatang diharapkan menjadi momentum bagi masyarakat untuk memilih calon yang mampu menjaga nilai-nilai kebangsaan. Di antaranya tidak memilih calon yang kental dengan politik indentitas.

Kompartemen Ideologi Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Alumni (DPP PA) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Arief Surahman, mengatakan tahun ini masyarakat Indonesia akan melaksanakan pilkada di 270 kabupaten, kota dan provinsi. Pesta demokrasi tersebut diharapkan menjadi momentum bagi masyarakat Indonesia untuk kembali meneguhkan identitas dan nilai-nilai kebangsaan.

Advertisement

"Jangan sampai, politik identitas yang terjadi selama Pemilu 2019 lalu terulang kembali selama pilkada nanti. Ini bisa dilakukan kalau kandidat yang diusung partai politik peserta pilkada tidak mengangkat politik identitas tetapi lebih pada program yang ditawarkan," kata Arief saat Talkshow Kebangsaan Penguatan Paham Kebangsaan bagi Milenial di Kampus UNY, Sabtu (15/2/2020).

Menurut pria yang mencalon diri sebagai kandidat bupati Sleman pada Pilkada 2020 ini, daerah dengan tingkat intoleransi tinggi biasanya rentan menjadikan politik identitas sebagai isu utama. Seorang kandidat dengan mudah menggoreng isu agama dan identitas untuk menyerang lawannya.

Agar tidak terjadi, maka parpol harus memilih kandidat yang minim resistensi terhadap politik identitas. Oleh karenanya, kata Arief, Parpol harus pintar memilih kandidat. Jika tidak maka akan sulit untuk mengobati masyarakat yang sudah terjebak dengan politik identitas. "Apa yang terjadi di DKI Jakarta itu salah satu contohnya. Ada kerusakan yang mendalam dan susah untuk mengobatinya. Sampai saat ini itu belum selesai," katanya.

Hal senada disampaikan oleh Rektor UNY Prof Sutrisna Wibawa. Menurutnya Pancasila harus tetap menjadi alat perekat keberagaman Indonesia. Sebab di dalamnya terdapat nilai-nilai yang bisa menyatukan keberagaman sebuah bangsa. "Di sini nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila harus ditanamkan melalui pendidikan karakter," kata bakal calon bupati Gunungkidul ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Lantunan Musik untuk Para Ibu Se-Indonesia

Lantunan Musik untuk Para Ibu Se-Indonesia

Jogjapolitan | 33 minutes ago

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Badan Geologi Turunkan Status Gunung Lewotobi Laki-laki

News
| Rabu, 25 Desember 2024, 13:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Coolcation dan Star Bathing, Cara Berwisata yang Bakal Tren Tahun Depan

Wisata
| Minggu, 22 Desember 2024, 16:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement