Advertisement

WABAH CORONA: Bupati Sleman Perintahkan Seluruh Ruang Isolasi di RS Diaktifkan

Newswire
Rabu, 04 Maret 2020 - 20:17 WIB
Bhekti Suryani
WABAH CORONA: Bupati Sleman Perintahkan Seluruh Ruang Isolasi di RS Diaktifkan Bupati Sleman Sri Purnomo - Dokumen Harian Jogja

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN--Ruang isolasi di seluruh rumahs akit di Sleman diinstruksikan untuk diaktifkan.

Bupati Sleman, Sri Purnomo meminta seluruh rumah sakit untuk mengaktifkan ruang isolasi sebagai antisipasi untuk penanganan pasien dengan gejala terinfeksi virus corona.

Advertisement

"Setiap rumah sakit tipe C kan memiliki ruang isolasi, ini kami minta untuk diaktifkan guna menghadapi kemungkinan virus Corona ini," kata Bupati Sleman Sri Purnomo di Sleman, Rabu (4/3/2020).

Menurut dia, jika nanti ruang isolasi dari rumah sakit tipe C sudah penuh, maka akan diarahkan ke rumah sakit tipe B.

"Rumah sakit tipe B tentunya memiliki ruang isolasi yang jumlahnya lebih banyak," katanya.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman Joko Hastaryo mengatakan jauh sebelum ada kasus corona, rumah sakit minimal kelas C telah dilengkapi ruang isolasi yang di dalamnya tersedia beberapa peralatan canggih yang bisa meminimalisir resiko penularan penyakit antar pasien maupun dengan petugas medis.

"Meskipun pemerintah pusat hanya menunjuk dua rumah sakit yang jadi rujukan yakni RSUP Dr Sardjito dan RSUD Panembahan Senopati, Bantul, namun semua rumah sakit di Sleman siap menangani. Ruang isolasi di rumah sakit tipe C maupun B telah disiapkan," katanya.

Ia mengatakan, untuk penanganan kasus Covid-19, obat penyakit itu memang belum ditemukan. Namun pengobatan tetap bisa dilakukan dengan ditekankan pada "supporting" atau gejala klinis yang timbul.

"Kematian pasien corona disebabkan pengerasan jaringan paru-paru yang mengakibatkan susah bernafas. Karena itu, pasien corona bisa ditangani dengan memberikan obat untuk mencegah agar tidak terjadi perluasan jaringan paru-paru yang mengeras, atau obat gagal nafas," katanya.


Joko mengatakan, tingkat keberhasilan pengobatan juga dipengaruhi oleh kondisi pasien.

"Pasien yang meninggal kebanyakan lansia atau ada penyakit yang menyertai sebelumnya," katanya.

Ia mengatakan, sejatinya virus corona ini sama dengan virus yang lain, bisa sembuh sendiri, cuma karena yg diserang adalah masalah pernapasan, maka dalam beberapa kasus penderita dapat mengalami henti nafas dalam waktu yang cepat.

"Saat ini secara global angka kematian akibat virus corona ini hanya empat persen, jauh di bawah kasus virus Sars yang hampir 50 persen, sehingga sebetulnya orang yang terinveksi bisa sembuh dengan sendirinya, bisa sakit dan sembuh, tapi bisa juga meninggal, tergantung daya tahan tubuh masing-masing," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kemenkes Buka Pendaftaran Lowongan Nakes untuk 4 Rumah Sakit

News
| Kamis, 25 April 2024, 01:17 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement