Advertisement
Sultan Minta Kegiatan Selasa Wage di Malioboro Ditunda

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Gubernur DIY sekaligus Raja Kraton Jogja Sri Sultan HB X meminta warga DIY mengurangi aktivitas di ruang publik menyusul merebaknya wabah virus corona atau covid-19.
Sultan mengatakan sebisa mungkin, masyarakat di DIY harus mengurangi aktivitas di ruang publik atau melibatkan orang banyak. Hal ini adalah salah satu langkah antisipasi yang bisa dilakukan untuk menekan penularan Corona Virus Disease (Covid-19).
Advertisement
Kegiatan atau agenda yang sudah tersusun yang memiliki kriteria menyangkut hal di atas, sebaiknya ditunda atau diganti menjadi bentuk lainnya.
Hal tersebut merupakan inti dari pemaparan yang disampaikan Gubernur DIY Sri Sultan HB X, pada saat menggelar konferensi pers kedua di Bale Kenyo, Kompleks Kepatihan, terkait penanggulangan covid-19 di DIY, Senin (16/3/2020).
“Ada baiknya, kegiatan rutin seperti Selasa Wage mendatang ditunda pelaksanaannya atau dialihkan menjadi bentuk lain seperti kegiatan bersih desa atau lingkungan masing-masing misalnya dengan kegiatan penyemprotan disinfektan di wilayah tertentu,” ujar Sultan, seperti dikutip dari Instagram terkonfirmasi Pemprov DIY @humasjogja, Senin.
Seperti diketahui momentum Selasa Wage kerap dimanfaatkan publik untuk menggelar beragam kegiatan di kawasan Malioboro yang dibebaskan dari kendaraan pada tanggalan Jawa tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Polisi Tangkap Sejumlah Orang Mengaku Wartawan yang Memeras Warga
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Operasi Patuh Progo di Jogja Segera Dimulai, Ini Sasaran Pelanggaran yang Ditindak
- Baru Diluncurkan, Koperasi Desa Merah Putih Sinduadi Dapat Ratusan Pesanan Sembako
- DIY Bakal Bentuk Sekber Penyelenggara Haji-Umroh, Upayakan Direct Flight dari Jogja ke Makkah
- Sasar 2 Terminal di Gunungkidul, Kegiatan Jumat Bersih Jangan Hanya Seremonial Semata
- Dibuka Mulai 14 Juli, Sekolah Rakyat SMA di Bantul Tampung 200 Siswa dari Keluarga Miskin Ekstrem
Advertisement
Advertisement