Advertisement
Mau Padusan di Parangtritis? Sebaiknya Batalkan Rencana Anda, Ini Dia Alasannya
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Dinas Pariwisata (Dispar) Bantul bersama Pemerintah Desa (Pemdes) Parangtritis, Kecamatan Kretek, Bantul akan memperketat penjagaan pintu masuk kawasan wisata Pantai Parangtritis, sehari menjelang Ramadan. Penjagaan yang dilakukan pada Kamis (23/4) tersebut dimaksudkan menghalau wisatawan yang datang hendak padusan di Pantai Parangtritis.
Selama ini setiap menjelang Ramadan, kawasan Parangtritis dimanfaatkan untuk wisatawan dari berbagai daerah untuk padusan. Tradisi padusan atau mandi sebagai bentuk pembersihan diri yang biasa dilakukan masyarakat Jawa biasa dilakukan di sungai, kolam renang, dan pantai, termasuk Parangtritis salah satunya.
Advertisement
Kepala Dispar Bantul, Kwintarto Heru Prabowo mengatakan sampai saat ini semua objek wisata di Bantul masih tertutup untuk wisatawan sebagai bentuk antisipasi penyebaran virus Corona. Meski demikian, Kwintarto tidak memungkiri masih ada wisatawan yang berwisata termasuk di Parangtritis dan Parangkusumo.
Untuk itu dinasnya sudah berkomunikasi dengan Pemdes Parangtritis serta Gugus Tugas Penanggulangan Covid desa setempat dan masyarakat terkait dengan penjagaan pintu masuk Parangtritis untuk menghalau wisatawan yang datang.
“Besok [Kamis] mulai siang hari yang dibolehkan ke selatan [Parangtritis] hanya warga sekitar. Wisatawan yang datang mohon maaf akan dilarang. Nanti ada yang menjaga dari Dispar dan desa,” kata Kwintarto, Rabu (22/4).
Pintu masuk Parangtritis juga akan diberlakukan satu pintu, yakni via tempat pemungutan retribusi (TPR). Sementara dua pintu masuk lainnya dari arah Pantai Depok dan sebelum masuk TPR Depok akan ditutup total.
Dengan berat hati, kata dia, Pemkab bersama warga akan melarang sementara wisatawan yang datang dan meminta kembali lagi. “Kami imbau wisatawan tidak melakukan padusan dulu di Parangtritis. Jangan sampai ada kegiatan yang sifatnya berkumpul,” ujar Kwintarto.
Tak hanya di Parangtritis, dia juga mengimbau tradisi padusan tidak dilakukan di semua objek wisata air baik di pantai maupun di kolam renang yang dikelola swasta. Pasalnya tradisi padusan diakuinya berpotensi adanya kerumunan banyak orang sehingga rawan terjadinya penyebaran Covid-19.
Kwintarto menyatakan imbauan untuk tidak mengunjungi objek wisata juga sudah disampaikan melalui website Dinas Pariwisata dan media sosial agar wisatawan benar-benar memahami adanya larangan sementara kunjungan wisatawan tersebut sehingga tidak kecele.
Komandan Search And Rescue (SAR) Parangtritis, Ali Sutanto juga mengimbau kepada wisatawan untuk mematuhi anjuran dari Pemkab Bantul agar tidak berkunjung ke Parangtritis terlebih dahulu, termasuk yang berniat padusan agar ditunda dulu. Meski demikian pihaknya tetap melakukan penjagaan. “Kami tetap stand by dengan 20 personel untuk pengamanan, jaga jaga jika ada yang padusan,” kata Ali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Farmasi UAD Kembali Giatkan Sekolah Lansia Segar Guna Tingkatkan Kesehatan Lansia di Wirobrajan
- Stok Darah dan Layanan Donor Darah di PMI Kabupaten & Kota di DIY, Kamis 28 Maret 2024
- Baznas Jogja Buka Booth di Pusat Keramaian, Permudah Masyarakat Bayar Zakat
- KAI Daop 6 Turunkan Paksa 11 Penumpang yang Nekat Merokok dalam Kereta
- Lokasi dan Waktu Penukaran Uang Baru di Jogja dan Sekitarnya, Berikut Caranya
Advertisement
Advertisement