Harga Bawang Meroket, Petani di Bantul Tetap Mengeluh
Advertisement
Harianjogja.com,BANTUL—Tingginya harga bawang merah yang mencapai Rp40.000 per kilogram tidak sepenuhnya berbanding lurus dengan penghasilan petani bawang merah di Bantul.
Sebaliknya, petani justru tidak banyak menikmati keuntungan dari tingginya harga komoditas ini lantaran minimnya hasil panen seusai diserang hama, beberapa waktu lalu.
Advertisement
Ketua Asosiasi Petani Bawang Merah Bantul, Suroto, mengatakan akibat serangan hama ulat dan jamur, banyak petani bawang merah gagal panen. Alhasil, pasokan bawang merah di pasaran sangat terbatas dan membuat harga melambung tinggi. "Harga yang ada di pasaran hanya menjadi bayangan. Sebab, banyak petani bawang merah gagal panen," katanya, Kamis (4/6/2020).
Suroto mengisahkan akibat serangan hama ulat dan jamur saat bawang merah berusia 35 hari, dirinya hanya mampu memanen sebanyak 300 kilogram pada musim ini. Padahal, pada kondisi normal untuk lahan seluas 1,6 hektare dia biasanya mampu memanen 1,25 ton bawang merah. "Hasil panen saat ini hanya bisa untuk menutup biaya operasional," katanya.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikatan (DPPKP) Bantul, Imawan Eko Handrianto, mengakui jika hama ulat dan jamur sempat mengganggu produktivitas bawang merah di tingkat petani. Dalam kondisi normal biasanya hasil panen mencapai sembilan hingga 10 ton per hektare."Namun saat ini tidak sampai. Petani di beberapa wilayah sudah ada yang panen, tetapi hasil produksinya belum maksimal," kata Imawan.
Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Bantul, Sukrisna Dwi Susanta, menyatakan tidak bisa berbuat banyak terkait dengan kenaikan harga bawang merah di pasaran saat ini. Berdasarkan pemantauan di sejumlah pasar tradisional di Bantul saat ini harga bawang merah menembus angka Rp47.200 per kilogram.
"Ini adalah mekanisme pasar. Di satu sisi menguntungkan petani karena harganya tinggi, tetapi di sisi lain merugikan konsumen," ucap Sukrisna.
Meski harga bawang merah naik, Disdag belum berencana untuk mendatangkan bawang merah dari luar daerah. Disdag memilih berkoordinasi dengan DPPKP Bantul untuk mengecek ketersediaan bawang merah di tingkat petani. "Kami serahkan ke mekanisme pasar. Soal koordinasi dengan DPPKP Bantul sebatas stok yang ada," ucap Sukrisna.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Bawaslu Bakal Terapkan Teknologi Pengawasan Pemungutan Suara di Pilkada 2024
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Dinkes DIY Peringati HKN sekaligus Kampanyekan Pencegahan Stunting lewat Fun Run 5K
- Tarik Uang Taruhan dari 10 Orang, Pemain Judi Online asal Bantul Ditangkap Polisi
- Awasi Masa Tenang, Bawaslu Siagakan Semua Petugas Pengawas
- Selamatkan Petani karena Harga Cabai Anjlok, Pemkab Kulonprogo Gelar Bazar dengan Harga Tinggi
- Kantor Imigrasi Yogyakarta Catat 26.632 Turis Asing Masuk Yogyakarta via YIA pada Agustus-Oktober 2024
Advertisement
Advertisement