Advertisement
Pegowes Nekat Kumpul-kumpul Akan Dibubarkan
Advertisement
Harianjogjacom, SLEMAN-- Aparat tetap akan membubarkan kerumunan orang yang tidak mematuhi protokol pencegahan penyebaran Covid-19. Termasuk kalangan pegowes yang nekat berkerumun.
Minat masyarakat untuk bersepeda kian meluas. Mereka tidak hanya bersepeda di wilayah perkotaan tetapi juga wilayah pedesaan. Termasuk di wilayah lereng Merapi. Kondisi tersebut menimbulkan keresahan bagi sebagian warga.
Advertisement
Anto, warga Wonokerto, Turi misalnya, mengaku resah dengan banyaknya pesepeda yang banyak bersepeda di wilayahnya. Para pesepeda itu, katanya, seperti tidak mematuhi anjuran pemerintah untuk tidak berkerumun. "Kadang masker cuma dicantelke. Kadang mereka kumpul di sekitar bunker Tunggularum [Wonokerto]," katanya, Minggu (14/6/2020).
Kepala Desa Wonokerto Tomon Haryo Wirosobo mengatakan jika setiap akhir pekan memang banyak pesepeda yang berhenti di bunker Tunggularum. Pihaknya akan berkoordinasi dengan Satgas Padukuhan untuk mengingatkan agar para pesepeda tetap menerapkan protokol kesehatan.
"Tadi saya langsung koordinasi dengan Satgas dan BPD dusun Tunggularum," kata Tomon.
Plt Kepala Satpol PP Sleman Arip Pramana mengingatkan agar masyarakat tidak mengundang keramaian di tengah pandemi Covid-19. Warga yang masih kedapatan berkerumun tetap akan dibubarkan. Termasuk para pegowes atau pesepeda yang berkerumun dalam satu tempat. "Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kerawanan dalam masa tanggap darurat Covid-19. Supaya tidak terjadi seperti di Malioboro. Kalau ada yang berkerumun akan dibubarkan," katanya.
Arip mencontohkan pembubaran yang dilakukan oleh aparat terhadap acara kumpul komunitas sepeda custom yang rencananya digelar pada Sabtu (13/6/2020) malam di Utara Lapangan Denggung. Jumat (12/6/2020) lalu, lanjut Arip, acara tersebut sudah dibatalkan oleh penyelenggara. Hal ini dilakukan agar tidak menyalahi protokol kesehatan dan maklumat Kapolri.
"Cuma saat kami patroli ke sana pada Sabtu [12/6/2020] kami dijumpai satu rombongan pesepeda non custom. Kemudian kami lakukan pembinaan dan sosialisasi terkait masa Tanggap Darurat Covid 19. Kami juga serahkan 34 masker bagi mereka," katanya.
Diakui Arip, kerumunan warga masih sering ditemukan. Terutama para pegowes. Tidak hanya di wilayah perkotaan tetapi juga di sisi Utara sekitar lereng Merapi seperti di sekitar Gardu Pandang, MGM dan lainnya. Arip terbuka bagi warga yang akan melaporkan kerumunan yang terjadi di masyarakat. "Kami akan kolaborasi dengan kepolisian untuk melakukan penindakan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Rentetan Gempa Bawean Terus Menurun, BMKG Catat Gempa Susulan Mencapai 333 Kali
- BRI Bagikan Paket Sembako dan Santunan bagi Anak Yatim di Jogja
- Polda DIY Siapkan Antisipasi Lalu Lintas Selama Libur Lebaran 2024
- Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Jogja, Kamis 28 Maret 2024
- Jadwal KRL Jogja Solo Kamis 28 Maret 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan
Advertisement
Advertisement